Sukses

Posisi Rupiah Kembali ke Level 13.695 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah bergerak di posisi 13.688-13.740 per dolar Amerika Serikat pada Selasa pekan ini.

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak variasi pada perdagangan Selasa pekan ini. Sentimen eksternal mendominasi laju nilai tukar rupiah.

Mengutip data Bloomberg, Selasa (24/11/2015), rupiah dibuka menguat 29 poin menjadi 13.693 per dolar AS dari penutupan perdagangan kemarin di level 13.722 per dolar AS. Di awal sesi, rupiah sempat melemah berada di kisaran 13.722 per dolar. Sepanjang Selasa pagi ini, rupiah bergerak di kisaran 13.688-13.740 per dolar AS.

Sementara itu, kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), rupiah melemah menjadi ke level 13.723 per dolar AS dari posisi 23 November 2015 di level 13.696 per dolar AS.

Analis PT Bank Woori Saudara Indonesia Tbk, Rully Nova mengatakan, secara teknikal rupiah menguat di awal sesi. Akan tetapi, faktor eksternal menekan rupiah terhadap dolar AS.

Rully mengatakan, pelaku pasar mengantisipasi rilis data pertumbuhan ekonomi AS pada waktu setempat. Rilis data pertumbuhan ekonomi AS itu akan menjadi petunjuk rencana bank sentral AS untuk menaikkan suku bunga pada Desember 2015.

Rully menilai, pelaku pasar faktor eksternal lebih mendominasi pergerakan rupiah, dan mengabaikan sentimen domestik.

"Dolar AS cenderung menguat terhadap mata uang utama dan negara berkembang. Dolar AS menguat terhadap eurp lantaran pernyataan pimpinan bank sentral Eropa Mario Draghi soal stimulus yang cenderung mengambang," jelas Rully saat dihubungi Liputan6.com.

Rully mengatakan, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan bergerak di kisaran 13.700-13.740 per dolar AS pada Selasa pekan ini.

Mengutip Reuters, indeks dolar AS berada di posisi 99,66, dan tidak terlalu jauh dari level tertinggi dalam delapan bulan di level 100. Sedangkan euro sedikit berubah menjadi US$ 1,0639. Pergerakan nilai mata uang ini dipengaruhi oleh rencana bank sentral AS untuk menaikkan suku bunga pada Desember 2015.

"Sekitar 90 persen ekonom mengharapkan bank sentral AS menaikkan suku bunga pada Desember. Investor pun telah bersiap. Akan tetapi, masih ada peluang dolar AS menguat sebelum pertemuan FOMC," kata Kathy Lien Direktur BK Asset Management. (Ahm/Igw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini