Sukses

Bursa Asia Bergerak Bervariasi Terimbas Tensi Politik

Insiden itu juga sempat memicu kekhawatiran pasokan minyak.

Liputan6.com,Tokyo - Pasar saham Asia bergerak bervariasi atau mix pada perdagangan Rabu (25/11/2015), karena investor menilai adanya risiko geopolitik, imbas ditembak jatuhnya pesawat tempur milik Rusia oleh Turki. Sementara harga minyak mentah turun dari posisi tertinggi dalam dua minggu.

Melansir laman Reuters, indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,2 persen. Sedangkan indeks saham Australia merosot 0,1 persen, kemudian indeks Nikkei menurun 0,4 persen dan indeks Korea Selatan Kospi hampir tidak berubah.

Pasar bergerak bervariasi sesudah Turki menembak jatuh pesawat Rusia dekat perbatasan Suriah pada hari Selasa. Otoritas Turki mengatakan pesawat jet itu telah melanggar ruang udara, dan menjadi salah satu bentrokan terbuka paling serius antara negara anggota NATO dan Rusia selama setengah abad.

"Namun kesimpulannya Rusia tidak ingin mengambil hati hal ini terlalu banyak karena pada saat ini ekonomi sedang tumbuh setelah dua tahun terakhir usai terkena sanksi," kata Evan Lucas, Ahli strategi Pasar IG di Melbourne, seraya menambahkan jika Turki adalah pelanggan energi terbesar kedua Rusia.

Insiden itu juga sempat memicu kekhawatiran pasokan minyak dan mengirim harga minyak mentah melonjak ke posisi tertinggi dalam 2 minggu.

Namun kini, harga minyak mentah AS turun 0,4 persen menjadi US$ 42,71 per barel setelah sempat melonjak hampir 3 persen pada Selasa.


Adapun bursa saham Amerika Serikat (AS) menghijau pada penutupan Selasa (Rabu pagi WIB) ditopang penguatan saham Energi yang sejalan dengan kenaikan harga minyak.

Tiga indeks utama AS pulih dari aksi jual di pagi hari dipicu oleh berita internasional, meskipun beberapa data ekonomi AS yang kuat.

Indeks Dow Jones Industrial Average naik 21,18 poin atau 0,12 persen menjadi 17.813,86. Indeks S&P 500 naik 2,67 poin atau 0,13 persen menjadi 2.089,26 dan Nasdaq naik 0,33 poin atau 0,01 persen enjadi 5.102,81

Enam dari 10 sektor S&P tercatat naik dengan sektor energi memimpin penguatan dengan kenaikan 2,4 persen.(Nrm/Ndw)



* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini