Sukses

Penembakan Pesawat Rusia Bikin Harga Emas Kian Berkilau

Harapan kenaikan suku bunga bank sentral AS pada Desember 2015 membebani harga emas.

Liputan6.com, Singapura - Harga emas menguat pada perdagangan Rabu pekan ini seiring dolar Amerika Serikat (AS) melemah dipicu ketegangan setelah Turki menembak jatuh sebuah pesawat tempur Rusia. Namun penguatan harga emas terbatas lantaran harapan kenaikan suku bunga bank sentral AS pada Desember 2015.

Harga emas di pasar spot naik tipis 0,4 persen menjadi US$ 1.078,72 per ounce pada perdagangan Rabu (25/11/2015). Harga emas AS menguat 0,5 persen setelah naik 1 persen pada sesi sebelumnya.

Penguatan harga emas ini dipicu dari pelaku pasar mengakumulasi investasi relatim aman, dan melakukan aksi jual di saham dan dolar AS. Pelaku pasar melakukan aksi jual seiring Turki menembak jatuh jet Rusia dekat perbatasan Suriah pada Selasa waktu setempat.

Tembakan itu dilakukan lantaran pesawat telah melanggar ruang udara, dan mendorong ketegangan antara negara anggota NATO dan Rusia.

"Harga emas naik seiring investor mencari perlindungan investasi aman dari pasar keuangan yang bergejolak di tengah tekanan global," ujar Analis HSBC James Steel seperti dikutip dari laman Reuters.

Ia memperkirakan, reli harga emas itu tidak akan kuat, dan pelaku pasar mencari keuntungan moderat. Mengutip riset www.fortisasiafutures.com, harga emas merangkak naik di sesi perdagangan Asia, setelah terjadi ketegangan di Timur Tengah menjadi fokus para investor.

Harga emas naik jauh di tengah ketegangan geopolitik. Di tempat lain, Departemen Perdagangan Amerika Serikat (AS) merevisi pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) pada kuartal III menjadi 2,1 persen. Sementara ekspor terus membebani pertumbuhan ekonomi.

Bank sentral AS terus memantau indikator ekonomi karena akan menjadi acuan bagi bank sentral AS untuk menaikkan tingkat suku bunga pada pertemuan Desember 2015.

Selama tiga minggu terakhir, sejumlah anggota komite pasar terbuka bank sentral AS telah mengirim indikasi kuat kalau akan menyetujui kenaikan suku bunga untuk pertama kalinya dalam hampir satu dekade.

Riset itu menyebutkan kalau harga emas bergerak naik namun harga masih bergulir di bawah rata-rata pergerakan 20 dan 50 harian. "Harga emas itu memiliki peluang untuk rebound. Stochastic masih berada di area jenuh jual. Resistance dan support berada di harga US$ 1.081,80-US$ 1.068,90," tulis riset itu. (Ahm/Igw)

 
 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini