Sukses

Rupiah Kembali Melemah ke 13.738 per Dolar AS

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah diperdagangkan di kisaran 13.687 per dolar AS hingga 13.752 per dolar AS.

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah pada perdagangan Kamis pekan ini. Penyebab pelemahan rupiah masih karena faktor eksternal. 

Mengutip Bloomberg, Kamis (26/11/2015), rupiah diperdagangkan di angka 13.738 per dolar AS pada pukul 13.30 WIB. Level tersebut melemah jika dibandingkan dengan pembukaan yang ada di 13.687 per dolar AS maupun jika dibandingkan dengan penutupan sehari sebelumnya yang ada di angka 13.690 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah diperdagangkan di kisaran 13.687 per dolar AS hingga 13.752 per dolar AS. Jika dihitung sejak awal tahun, rupiah telah melemah 10,73 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) rupiah berada di level 13.733 per dolar AS pada Kamis ini, melemah jika dibandingkan dengan Rabu kemarin yang ada di level 13.673 per dolar AS.



Ekonom PT Samuel Sekuritas, Rangga Cipta menjelaskan, Gubernur Bank Sentral AS (the Fed) Janet Yellen menyatakan bahwa mereka akan menaikkan suku bunga secara bertahap menjadi pendorong penguatan dolar AS meskipun beberapa data ekonom tak sesuai dengan perkiraan.

Data penjualan rumah dan indeks manufaktur memburuk. "Akibatnya rupiah dan juga beberapa mata uang Asia lainnya melemah terhadap dolar AS," tuturnya.

Ia melanjutkan, sebenarnya kondisi fundamental ekonomi Indonesia sudah membaik. Bank Indonesia memperkirakan inflasi 2015 akan mencapai 2,79 persen. Selain itu, pemerintah juga masih akan melanjutkan mengeluarkan paket kebijakan ekonomi yang diharapkan bisa keluar pada pekan depan. 

Sebelumnya, Ekonom DBS Group Research, Gundy Cahyadi mengatakan, eksekusi kebijakan penyesuaian Fed Fund Rate akan mengerek penguatan dolar AS kepada seluruh mata uang. Itu artinya, semua mata uang bakal melemah, termasuk rupiah.

Menurut dia, pelemahan kurs rupiah bukan karena fundamental ekonomi Indonesia buruk, melainkan karena penguatan dolar AS yang terus mendominasi kegiatan global.

"Prediksi saya pelemahan rupiah masih terbuka di tahun depan. Peluangnya ke level Rp 14 ribu per dolar AS masih ada jika memang kurs Euro terus melemah terhadap dolar AS," ucap Gundy.

Prediksi ini, diakuinya, mengakibatkan Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuan (BI Rate) di posisi 7,5 persen di 2016. (Gdn/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini