Sukses

Dirjen KKP Yakin Harga Rumput Laut Kembali Pulih Akhir Tahun

Pergerakan harga rumput laut tergantung dari permintaan dan dolar Amerika Serikat (AS).

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyatakan, harga rumput laut akan pulih. Sebab, memasuki akhir atau tahun biasa terjadi banyak permintaan.

Hal ini menyikapi keluhan dari pembudiya alias petani rumput laut mengenai harga komoditas primadona pesisir tersebut dari harga sekitar belasan ribu menjadi Rp 7.000 untuk jenis euchema cottonii.

"Dugaan saya, di akhir atau awal tahun akan normal lagi pasarnya. Karena negara lain ada masalah sama cuaca, ada angin topan dan musim dingin. Saingan utama kita Filipina. Chili negara pemasaran kita, China yang menyerap paling besar, Filipina kita juga suplai tapi dia mengolah kembali," kata Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Slamet Soebjakto di Balai Perikanan Budidaya Laut Lombok di Dusun Gili Genting, Desa Sekotong Barat, Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat, NTB, Kamis (26/11/2015).

Pria yang kerap disapa Toto ini mengatakan, KKP sedang mengindentifikasi dan mengumpulkan gudang milik pemerintah yang bisa digunakan untuk menyimpan rumput laut.

"Jadi Asperli (asosiasi petani dan pengelola rumput laut Indonesia). Itu mau beli dari pembudidaya. Tapi kendalanya dia tidak punya gudang, gudangnya dia sudah penuh di beberapa tempat. Sehingga kita kumpulkan gudang untuk simpan rumput laut," ujar dia.

Toto menjelaskan, harga yang dibeli Asperli wajar yaitu Rp 6.500 untuk rumput laut jenis cottonii dan Rp 2000-3000 untuk jenis glacilaria.

"Rp 6.500 sebenarnya masih masuk, tapi marginnya kecil (untuk petani). Sebetulnya ini pembudidaya masih untung, tapi tipis," kata dia.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Nusa Tenggara Barat Aminollah menambahkan, penurunan harga rumput laut sebenarnya wajar. Sebab, tergantung dari pasar.

"Tergantung pasar, tergantung dolar. ya wajar saja. Harga bisa kategorikan stabil. Tapi turun tidak pernah drastis. Petani masih tetap untung meskupun kecil," kata Aminollah.

Dia mengatakan Pemprov tidak bisa menyetabilkan harga di lapangan, sebab tergantung permintaan dan nilai tukar dolar Amerika Serikat.

"Berbeda dengan beras yang ada gudangnya. Di rumput laut tidak bisa," tandas Aminollah.

Petani rumput laut di Desa Seriwe, Kecamatan Jerowaru, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB) mengeluhkan harga rumput laut turun dalam beberapa bulan terakhir. Harga rumput laut jenis Euchema cottonii kering Rp 7.000 sedangkan Spinosum kering berkisar antara Rp 4.000 hingga Rp 6.000.

"Pernah tinggi sampai 24 ribu, itu dulu tapi sekarang Rp 7.000 itu untuk cottonii," ujar petani rumput laut asal Dusun Seriwe, Desa Seriwe, Kecamatan Jerowaru, Kabupaten Lombok Timur,  Sahirudin, Rabu 25 November 2015. (Mevi L/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini