Sukses

Darmin: Dolar Perkasa Lagi, Waktunya Rilis Paket Kebijakan Baru

Darmin khawatir, salah satu usulan paket kebijakan insentif pajak berupa keringanan PPh 21 Karyawan kurang menarik.

Liputan6.com, Jakarta - Kurs rupiah perlahan bergerak melemah menjelang eksekusi kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (AS). Dalam rangka stabilisasi rupiah, pemerintah akan segera mengumumkan paket kebijakan ekonomi jilid VII yang sempat tertunda tiga pekan.

"Kecenderungannya memang mata uang lain melemah, bukan hanya rupiah. Jadi sebenarnya kita sudah harus mengeluarkan kebijakan lagi, mudah-mudahan minggu depan," ucap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution di kantornya, Jaarta, Jumat (27/11/2015).

Ketika dikonfirmasi lebih lanjut perihal prediksi rupiah sampai akhir tahun, Darmin mengaku, pemerintah masih harus menunggu langkah The Federal Reserve (the Fed) menyesuaikan suku bunga acuan. "Nanti dulu. Kami masih menunggu kenaikan tingkat bunga The Fed dua minggu lagi," cetus Mantan Gubernur Bank Indonesia itu.

Darmin khawatir, salah satu usulan paket kebijakan insentif pajak berupa keringanan beban Pajak Penghasilan (PPh) 21 Karyawan kurang menarik perhatian perusahaan sehingga perlu dikaji lebih jauh.



Alasannya, kata Darmin, Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan pernah menerapkan kebijakan serupa pada 2008 saat dirinya menjabat sebagai Dirjen Pajak. Sayangnya kurang sukses karena perusahaan tidak melirik insentif tersebut.

"Kita minta BKPM cek ke dunia usaha, apa mereka benar serius mengenai ini, ada insentif kalau mereka laporkan semua pegawainya dengan jelas. Karena ternyata melapor daftar pegawai tidak menarik mereka. Kalau dikeluarkan tidak menarik, tidak ada gunanya," tegas Darmin.

Poin paket kebijakan di luar insentif pajak, diakuinya masih harus didiskusikan dengan menteri dan Presiden. Pemerintah sibuk menggelar rapat untuk menuntaskan pembahasan paket kebijakan ekonomi jilid VII secara utuh.

"Seminggu ini rapat-rapat terus, sehari dua atau tiga kelompok Kementerian. Mudah-mudahan waktunya tidak lama, minggu depan (pengumuman paket kebijakan)," ujarnya.

Berdasarkan data Bloomberg, Jumat (27/11/2015) rupiah dibuka menguat ke level 13.739 per dolar AS dari penutupan perdagangan Kamis 26 November 2015 di level 13.742 per dolar AS. Rupiah berada di posisi 13.745 per dolar AS pada pukul 12.50. Pergerakan rupiah di kisaran 13.681-13.759 per dolar AS sepanjang hari ini.

Sementara itu, kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) berada di kisaran 13.747 per dolar AS pada perdagangan Jumat 27 November 2015, angka itu melemah bila dibandingkan posisi pada 26 November 2015 di kisaran 13.733 per dolar AS. (Fik/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini