Sukses

Danai Startup Baru, Pemuda Ini Cetak Mahasiswa Jadi Miliarder

Pemuda lulusan Harvard bernama Peter Boyce tersebut memulai sebuah perusahaan venture capitalist bernama Rough Draft Venture.

Liputan6.com, New York - Mampu membangun startup dan sukses di dunia teknologi merupakan impian banyak orang. Ya, siapa yang tidak ingin menjadi pengusaha sukses layaknya penemu ThinkDell, Google, ataupun Facebook.

Banyak pengusaha muda yang sudah memulai usahanya bahkan dari bangku kuliah. Namun banyak di antara mereka yang kesulitan untuk mengembangkan usahanya karena keterbatasan dana.

Hal inilah yang menginsipirasi seorang pemuda berusia 25 tahun. Pemuda lulusan Harvard bernama Peter Boyce tersebut memulai sebuah perusahaan venture capitalist bernama Rough Draft Venture yang fokus membantu para mahasiswa untuk dapat mengembangkan usahanya.

Dilansir dari laman Business Insider, Sabtu (28/11/2015), Boyce memulai usahanya masih duduk sebagai mahasiswa tingkat akhir di Harvard. Ia didukung salah satu perusahaan venture capitalist di Boston bernama General Catalyst.

Melalui Rough Draft Venture, ia mencoba membantu suntikan modal bagi startup khususnya milik para mahasiswa.

Uang investasi tersebut nantinya dapat digunakan mahasiswa untuk membeli berbagai keperluan seperti menyewa desainer, membeli peralatan komputer baru, atau membiayai perjalanan bisnis yang akan dilakukan.

Suasana rapat di Rough Draft Venture

“Kami menyediakan dana hingga US$ 25.000 (setara dengan Rp 342 juta) yang dapat diberikan kepada startup yang baru merintis usahanya. Hal ini dilakukan agar para founder tidak kesulitan mendapat dana yang mereka butuhkan,” jelas dia.

Hingga saat ini, Rough Draft Venture telah mampu menyuntikkan dana ke-50 tim perusahaan startup yang sedang merintis usahanya.

Bahkan ada perusahaan hasil bantuan yang kini sudah sukses dan memiliki nilai valuasi hingga US$ 130 juta atau setara dengan Rp 1,7 triliun.

Sebelumnya, perusahaan venture capitalist milik Boyce ini memang hanya fokus membiayai startup yang terletak di kota Boston. Namun kini, ia melebarkan sayap bantuan hingga ke kota besar lain di Amerika Serikat seperti New York. (Vna/Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini