Sukses

Pemerintah Lelang 3 Wilayah Kerja Panas Bumi Berkapasitas 175 MW

Direktorat Jenderal EBTKE Kementerian ESDM terus melakukan terobosan guna menarik investor yang mengmbangkan energi panas bumi.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) telah membuka lelang tiga wilayah kerja panas bumi ‎yang memiliki potensi total sumber energi listrik mencapai 175 Mega Watt (MW).

Direktur Panas Bumi Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM‎, Yunus Saefulhak mengatakan, tiga wilayah kerja tersebut adalah Marana, Donggala, Sulawesi Tengah dengan potensi energi listrik di kisaran 55 MW, Wai Ratai Lampung dengan potensi 10 MW dan Bukit Kili Gunung Talang, Solok, Sumatera Barat dengan potensi mencapai 110 MW.

"Tahun ini kami lelang ketiga wilayah Kerja tersebut," kata Yunus saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Selasa (1/12/2015).


Yunus menambahkan, lelang tersebut telah dibuka kepada publik pada Senin (30/11/2015) kemarin. Ia memperkirakan bahwa proses lelang hingga dipilih pemenangnya akan selesai pada tahun depan

Pada 2015 Direktorat Jenderal EBTKE telah melelang 5 wilayah kerja panas bumi. 2 wilayah kerja yang telah dilelang sebelumnya adalah Danau Ranau yang terletak di perbatasan Kabupaten Lampung Barat Provinsi Lampung dan Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Provinsi Sumatera Selatan dengan dengan potensi listrik mencapai 55 MW. 

Selain itu juga telah dilelang wilayah kerja Lawu yang berada di Pabupaten Karangangar, Sragen, Wonongiri di Jawa Tengah dan Kabupaten Ngawi, Magetan di Jawa Timur dengan potensi 110 MW.

Untuk wilayah kerja Lawu, dari lima perusahaan yang mengikuti lelang sudah mengerucut menjadi tiga perusahaan. Rencananya untuk pemenang lelang untuk wilayah Lawu akan diumumkan pada Desember. "Ada lima yang ikut. Yang lolos tiga untuk Lawu Desember akan diumumkan," ujar Yunus.

Yunus menuturkan, Dirjen EBTKE terus melakukan terobosan guna menarik investor yang mengmbangkan energi panas bumi. Selain pemberian bagian daerah, Kementerian ESDM juga sednag menyusun Rancangan Peraturan Pemerintah tentang kemudahan berinvestasi energi panas bumi.

‎"Pertama adalah lelang Wilayah Kerjanya bukan berdasarkan harga listrik, harga nanti menggunakan Feed-In Tariffs yang artinya harga disesuaikan dengan kandungan uap, kalau nanti menang lelang dapat izin lakukan eksplorasi, negosiasi harga yang bikin pusing hilang. Jadi sudah ada kapastian hasil eksplorasi dan BUMN boleh penunjungkan langsung tanpa lelang," pungkasnya.

Pemerintah terus mendorong terciptanya energi panas bumi untukpembangkit listrik karena sebagian besar potensi energi panas bumi ada di Indonesia.

Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energi (PGE), Irfan Zainuddin mengatakan bahwa sebagian besar cadangan panas bumi di dunia ada di tanah Indonesia. "Indonesia 40 persen cadangan geotermal dunia ada di Indonesia. Kita ada di jalur gunung api dunia. Ini satu potensi yang harus kita manfaatkan," kata Irfan.

Dijelaskan Irfan, energi panas bumi ini merupakan sumber energi yang unik, berbeda dengan energi-energi fosil yang saat ini digandrungi seperti minyak bumi. Menurutnya, energi fosil ini ke depan akan semakin habis.

Selain itu, harga energi fosil sampai saat ini juga mudah terinvensi oleh beberapa hal. Sehingga ini mampu mempengaruhi pola bisnis industri-ndustri terkait.

‎"Energi geothermal itu bisa diperbarui sejauh kita bisa jaga subsurface. Lantas kenapa geotermal karena ini adalah energi yang dihasilkan oleh interaksi dari batuan dan air. Dari panas kemudian menghasilkan uap dan menggerakkan turbin. Dari turbin lantas jadi listrik," papar dia. (Pew/Yas/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini