Sukses

BPS: Inflasi November 2015 Capai 0,21%

Inflasi tahun kalender November merupakan terendah dalam lima tahun terakhir.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan realisasi inflasi mencapai 0,21 persen pada November 2015. Kondisi ini berbeda dengan realisasi Oktober 2015 yang terjadi deflasi 0,08 persen. Akan tetapi, laju inflasi November 2015 lebih rendah ketimbang inflasi November 2014 sekitar 1,5 persen.

Adapun tingkat inflasi tahun kalender (Januari-November 2015) sebesar 2,37 persen. Tingkat inflasi tahun ke tahun (November 2015 terhadap November 2014) sebesar 4,89 persen. Komponen inti inflasi mencapai 0,16 persen dan inti tahun ke tahun 4,77 persen.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Sasmito Hadi Wibowo menuturkan, inflasi tahun kalender November 2015 terendah selama lima tahun terakhir. Demikian juga dengan inflasi tahun ke tahun terendah sepanjang 2015. "Inflasi inti tahun ke tahun juga yang terendah sepanjang 2015. Inflasi inti pada 2015 lumayan bandel di kisaran 5 persen sekarang turun sedikit," ujar Sasmito, di Jakarta, Selasa (1/12/2015).

Ia mengatakan, penyumbang inflasi antara lain kenaikan harga rokok keretek (makanan jadi minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,47 persen). Kemudian penyumbang inflasi lainnya bahan makanan sebesar 0,33 persen dan kesehatan 0,44 persen. Sektor kesehatan menyumbangkan kontribusi inflasi karena kenaikan tarif rumah sakit. "Sementara dampak bahan bahar minyak pada November belum hilang karena nanti sepenuhnya hilang pada Desember," ujar dia.

Dari 82 kota, Indeks Harga Konsumen (IHK) mengalami inflasi ada di 69 kota, dengan komposisi 13 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi tercatat di Merauke 2,35 persen dan inflasi terendah terjadi di Ternate sebesar 0,02 persen. "Kenaikan harga sayur, bayam kangkung, kenaikan upah tukang dan beras turut menyumbangkan inflasi di Merauke," kata Sasmito.

Terkait penyelenggaraan pasar bebas ASEAN, Sasmito menuturkan pihaknya juga mengantisipasi hal itu. Salah satunya dengan menyiapkan data sensus ekonomi dari seluruh konglomerat hingga usaha kecil menengah (UKM).

Pengamat memperkirakan Indonesia akan mencetak inflasi sekitar 0,2 persen pada November 2015. Prediksi tersebut mempertimbangkan faktor musiman atau peningkatan permintaan menjelang akhir tahun, terutama menyambut Natal dan Tahun Baru.

Pengamat Ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM), Tony Prasetyantono saat berbincang dengan Liputan6.com mem‎proyeksikan akan terjadi inflasi 0,2 persen pada bulan ke-11 ini atau berbanding terbalik dengan realisasi pada Oktober 2015 yang mencatat deflasi 0,08 persen.

"Terjadi inflasi yang lebih rendah karena kita masih agak trauma dengan penguatan dolar Amerika Serikat (AS). Dengan demikian, ada kecenderungan menahan belanja. Kalau rupiah mulai stabil 13.500-13.600 per dolar AS, orang mulai berani belanja," ujar dia di Jakarta. (Fik/Ahm)*

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Inflasi adalah kemerosotan nilai uang (kertas).

    inflasi

  • BPS atau Badan Pusat Statistik adalah Lembaga Pemerintah Nonkementerian yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden.

    BPS

Video Terkini