Sukses

JK Indikasikan Tolak Rencana Pembelian Helikopter VVIP

Wakil Presiden Jusuf Kalla JK menuturkan, jam terbang helikopter yang mengangkut Presiden dan Wakil Presiden termasuk rendah.

Liputan6.com, Jakarta TNI-AU dalam Rencana Strategis (Renstra) 2015-2019 telah menganggarkan pembelian helikopter VVIP untuk kepresidenan. Helikopter yang akan dibeli adalah Agusta Wesland AW-101 buatan Italia.

Namun rencana pembelian helikopter VVIP tersebut mendapat beberapa penolakan dari masyarakat. Beberapa kalangan menyarankan TNI-AU untuk membeli helikopter buatan PT Dirgantara Indonesia (Persero) ketimbang Agusta Westalnd‎ yang memiliki tekhnologi tidak jauh berbeda.

Wakil Presiden Jusuf Kalla sendiri juga mengindikasikan untuk tidak meneruskan rencana pembelian helikopter untuk operasional Presiden dan Wakil Presiden itu.

"Hari ini ribut-ribut soal pembelian helikopter. Kita ini sebenarnya bisa bikin tapi malah impor. Janganlah seperti itu, impor kita ini nambah terus. Ini harus menjadi bagian dari dukungan semuanya," kata JK di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa (1/12/2015).


Menurut JK, dorongan pemerintah untuk meningkatkan kualitas produksi Indonesia‎ sudah menjadi kewajiban yang harus dilakukan. Masih adanya beberapa produk impor, ditegaskan JK hal itu justru harus menjadi peluang industri dalam negeri.

"Artinya di sinilah ada peluang untuk kita mengisinya, itu berbeda dengan negara kaya seperti Jepang, China dan sebagainya," tegas JK.

Sebelumnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan rencana TNI Angkatan Udara (AU) untuk membeli helikopter baru sebagai langkah berlebihan. Sebab, pemerintah Indonesia memiliki 5 helikopter dengan kondisi yang tergolong masih baik dan baru.

"Jangan berlebihan karena ini uang rakyat. Uang rakyat lho yah. Hati-hati pakai uang rakyat," kata JK di Surabaya, Jawa Timur.

"Tahun 2012 itu helikopter yang ada sekarang, sangat bagus. Jadi enggak benar itu bahwa sudah tua, enggak benar sama sekali," kata dia.

JK juga menuturkan jam terbang helikopter yang mengangkut Presiden dan Wakil Presiden termasuk rendah. Dalam sebulan, helikopter VVIP itu paling digunakan sekali saja.

"‎Presiden paling tinggi mobilitasnya sekali sebulan naik helikopter itu. Saya sudah 3 bulan enggak pernah naik helikopter itu," tutur dia.

Selain itu, JK juga khawatir terjadi salah beli helikopter. Ia menuturkan ada helikopter buangan berjenis sama yang berasal dari India.‎ (Yas/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.