Sukses

Di awal Desember, IHSG Mampu Bangkit 111,21 Poin ke 4.557,67

IHSG sempat berada di level tertinggi 4.557,66 dan terendah 4.504,22 pada perdagangan saham Selasa pekan ini.

Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu terus bergerak di zona hijau pada perdagangan Selasa pekan ini. Data inflasi yang membaik menjadi pendorong penguatan IHSG.

Pada penutupan perdagangan saham, Selasa (1/12/2015), IHSG naik tinggi 111,21 poin atau 2,50 persen ke level 4.557,67. Indeks saham LQ45 menguat 3,99 persen ke level 785,63. Seluruh besar indeks saham acuan menguat.

Ada sebanyak 157 saham menghijau sehingga mampu membuat IHSG bertahan di zona hijau. Sedangkan 102 saham berada di zona merah. 81 saham lainnya diam di tempat.

IHSG sempat berada di level tertinggi 4.557,66 dan terendah 4.504,22 pada perdagangan saham Selasa pekan ini.

Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 254.931 kali dengan volume perdagangan saham 4,3 miliar saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 5,77 triliun.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham menguat kecuali sektor saham pertambangan yang turun 0,33 persen. Sektor saham aneka industri mengalami kenaikan tertinggi yaitu 6,13 persen dan disusul kemudian oleh sektor keuangan yang menguat 4,27 persen.

Berdasarkan data RTI, investor asing mencatatkan aksi beli bersih cukup besar mencapai Rp 300 miliar. Sedangkan pemodal lokal melakukan aksi jual sekitar Rp 300 miliar.

Saham-saham yang menguat dan sebagai penggerak indeks saham antara lain saham APLI naik 33,33 persen ke level Rp 80 per saham, saham MYTX mendaki 30 persen ke level Rp 65 per saham, dan saham PYFA menguat 26,36 persen ke level Rp 139 per saham.

Saham-saham yang menekan IHSG antara lain saham SAFE turun 10 persen ke level Rp 99 per saham, saham KIAS susut 9,80 persen ke level Rp 92 per saham, dan saham SRAJ tergelincir 9,78 persen ke level Rp 203 per saham.

Head of Research PT Universal Broker Indonesia Satrio Utomo menjelaskan, pendorong penguatan IHSG karena sentimen regional cukup positif.

"Hang Seng ditutup dengan signal positif. Tapi kenaikannya tidak terlalu spektakuler. HSI menanggapi issue SDR IMF ini dengan tenang juga," jelasnya.

Selain itu, angka inflasi juga mendorong ekspektasi positif dari pelaku pasar. Dengan membaiknya angka inflasi tersebut maka pelaku pasar melihat bahwa pemerintah dan Bank Indoensia mampu mengendalikan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.