Sukses

Penguatan Bursa Saham Tekan Harga Emas

Harga kontrak emas Februari yang merupakan kontrak yang paling aktif diperdagangkan turun US$ 1,80 per ounce.

Liputan6.com, New York - Harga emas tergelincir pada penutupan perdagangan Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta). Penyebab turunnya harga emas adalah penguatan bursa saham dan mengantisipasi stimulus lanjutan di Eropa.

Mengutip Wall Street Journal, Rabu (2/12/2015), harga kontrak emas Februari yang merupakan kontrak yang paling aktif diperdagangkan turun US$ 1,80 per ounce atau 0,2 per ounce menjadi US$ 1.063,50 per ounce di Divisi Comex New York Mercantile Exchange.

Harga emas memang terus-menerus tertekan dalam beberapa pekan terakhir setelah Bank Sentral Amerika Serikat (AS) memberikan sinyal yang lebih jelas mengenai rencana kenaikan suku bunga.


Rencana kenaikan suku bunga memberikan beban kepada emas karena dengan suku bunga yang tinggi maka emas harus bersaing dengan sarana investasi lain seperti obligasi yang memberikan keuntungan ganda yaitu bunga dan juga kenaikan harga.

Pada perdagangan Selasa kemarin, harga emas mengalami tekanan karena mengantisipasi rencana pemberian stimulus lanjutan oleh Bank Sentral Eropa. Pemberian stimulus tersebut akan mendorong penguatan nilai tukar dolar AS dan menekan harga emas.

Selain itu, reli saham di Wall Street juga menekan harga emas. Pada penutupan perdagangan Selasa, Dow Jones Industrial Averange (DJIA) menguat 168,43 poin atau 0,95 persen ke level 17.888,35. Standard & Poor (S&P) 500 juga naik 20,71 poin atau 1 persen ke level 2.101,11. 

"Harga saham meningkat cukup besar dan membuat sentimen negatif kepada harga emas saat ini," jelas Senior Analis Archer Financial Services, Chicago, AS, Blake Robben. Ia melanjutkan, emas benar-benar dalam masa sulit saat ini karena sentimen negatif tak hanya berasal dari satu sisi namun banyak sisi.

Sementara itu, Taki Tsaklanos, Kepala Riset Secular Investor menuturkan, secara teknikal grafik harga emas tidak terlihat sangat konstruktif. Level psikologis harga emas di kisaran US$ 1.000 per ounce. "Kenaikan harga emas harus dipicu dengan minat beli yang meningkat. Target level support harga emas di kisaran US$ 850," ujar Taki. (Gdn/Zul)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini