Sukses

MEA Jadi Ancaman Bagi Dodol RI

Berlangsungnya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) ternyata juga menjadi ancaman bagi produk dodol asal Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Berlangsungnya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) ternyata juga menjadi ancaman bagi produk dodol asal Indonesia. Hal ini karena sebagian besar negara di kawasan Asia Tenggara membuat produk serupa.

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI) Adhi S Lukman mengatakan bahkan negara seperti Singapura pun memiliki produk-produk dodolnya sendiri.

"Dodol semua negara ASEAN produksi kaya Malaysia, Thailand semua jualan dan produksi dodol. Bahkan Singapura ini juga jualan dodol duren segala macam," ujarnya di Jakarta, Kamis (3/12/2015).

Yang dikhawatirkan oleh pengusaha makanan, khususnya dodol, lanjut Adhi, kualitas dan standar dodol yang dibuat di negara-negara lain lebih tinggi dibanding dodol yang dibuat di Indonesia.


"Kalau mereka bisa penuhi standar ASEAN, mereka bisa promosi di marketing dengan intensif. Nah Indonesia nggak bisa bilang ini sudah memenuhi standar, otomatis masyarakat ASEAN milih yang sudah standar," katanya.

Belum lagi jika negara-negara ASEAN menerapkan standar dan kualitas untuk produk-produk seperti dodol, sedangkan usaha kecil dan menengah (UKM) di Indonesia yang memproduksi makanan tradisional ini tidak mampu mengikuti standar tersebut, maka produk dodol Indonesia tidak bisa dijual ke negara lain. Sedangkan sebaliknya, produk dodol dari negara lain akan membanjiri pasar Indonesia.

"Kalau sekarang standar kemanan pangan sudah di adopsi ASEAN, nanti semua kita diikutkan. UKM nggak tahu standar, mereka nggak bisa masuk dalam pasar ASEAN. Ini yang bahaya. Di dalam negeri bisa, tpai produk-produk dari luar yang nanti kuasai," jelasnya.

Oleh sebab itu, pemerintah diminta tidak tinggal diam terhadap ancaman ini. Menurut Adhi, meski sudah sangat terlambat karena MEA akan berlaku pada awal tahun depan dan tidak bisa dibatalkan, namun setidaknya pemerintah bisa melakukan sesuatu agar produk-produk lokal seperti dodol ini bisa bersaing.

"Seperti standar kemanan pangan banyak UKM-UKM kita nggak siap. Di tempat usaha, kesiapan usaha dari pelakunya sudah disurvei dari Badan POM, itu masih jauh," tandasnya. (Dny/Ndw)

 
 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini