Sukses

5 Mitos yang Sering Dipercaya Seputar Dunia Kerja

Beberapa nasihat tentang karir berikut ini termasuk yang salah kaprah, namun masih sering dipercaya oleh banyak orang.

Liputan6.com, Jakarta - Dalam berkarir, tentunya ada beberapa nasihat dan kepercayaan yang diamini banyak orang. Misalkan saja tentang bagaimana harus bersikap di hari pertama kerja, apa yang harus dipakai saat interview, dan lainnya. Tetapi nyatanya, beberapa nasihat tersebut justru bisa membingungkan dan salah kaprah.

Beberapa nasihat tentang karir berikut ini termasuk yang salah kaprah, namun masih sering dipercaya banyak orang, terutama anak-anak muda yang baru terjun ke dunia kerja. Apa saja mitos di dunia kerja tersebut? Berikut ulasannya seperti dilansir dari laman the muse.com, Selasa (8/12/2015):

1. “Pendidikan tinggi adalah segalanya”

Keluarga atau orang lain kemungkinan terus mendorong Anda untuk mendapatkan gelar yang tinggi demi meraih sukses. Entah itu gelar dalam bidang hukum, kedokteran, dan lainnya. Tetapi ini adalah salah satu salah kaprah yang sebenarnya tak usah dipercaya. Faktanya, banyak orang sukses di dunia ini tak memiliki gelar atau pendidikan yang tinggi.

Philip Goldfarb dari Fountainebleau Resort di Miami Beach menjelaskan bahwa gelar bukan segalanya untuk mencapai kesuksesan. Ada hal lain yang bisa membawa seseorang menuju sukses, yaitu keterampilan, kreativitas, karisma, perilaku yang baik, kerja keras, dan tekad yang kuat.

2. “ Dipecat berarti karir saya berakhir”

Dipecat dari pekerjaan seringkali dilihat sebagai bencana besar atau bahkan kiamat oleh semua orang. Ini adalah salah kaprah yang paling banyak dipercayai. Padahal sesungguhnya, dipecat juga bisa menjadi salah satu hal terbaik yang terjadi pada diri kalian. Pemecatan bisa membuka kesempatan pada karir baru yang lebih potensial.

Jill Abramson, mantan editor The New York Times memberikan saran pada anak muda agar tidak menjadikan pemecatan sebagai masalah besar bagi mereka. Pemecatan memang sulit dihadapi, tetapi bukan akhir dari segalanya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Mitos Lain

3. "Untuk sukses, harus membangun jaringan yang luas”

Membangun jaringan juga merupakan hal yang penting dalam mencapai kesuksesan. Namun bagaimana dengan orang yang pemalu dan introvert?. Membangun jaringan tak harus selalu dilakukan dalam skala besar dan dilakukan pada pesta-pesta yang tak cocok bagi kalian yang introvert.

Membangun jaringan juga bisa dimulai dari skala kecil dengan mengajak berdiskusi atau berbicara satu sama lain. Jess Lee, CEO dari Polyvore, adalah salah satu yang menerapkannya. Jess Lee mengaku tak suka dengan pesta-pesta untuk membangun jaringan karena dia introvert. Karena itu dia selalu membangun jaringan dengan mengajak bicara masing-masing kolega dalam skala kecil. Ini juga bisa berhasil.

4. “Asalkan percaya diri, pasti saya diterima kerja”

Ya, percaya pada kemampuan diri sendiri memang penting dalam pekerjaan, terutama saat wawancara kerja. Tetapi ada kalanya percaya diri juga bisa merusak kesempatan karir yang akan kalian dapatkan.

Contohnya saja, sebuah perusahaan bernama Fast Company pernah membagikan pengalaman wawancara kerja mereka dengan seorang calon karyawan. Salah seorang pewawancara pernah bertemu dengan wanita yang terlalu percaya diri. Dia tampaknya sangat percaya dengan kemampuannya untuk mengisi posisi yang ditawarkan. Hingga ketika si pewawancara menjelaskan perihal posisi yang dilamar, wanita tersebut langsung memotong ucapan si pewawancara dan menanyakan gaji. Tentu saja, si pewawancara tak perlu berpikir dua kali untuk menolak lamarannya.

Jadi, memiliki percaya diri memang penting tetapi pastikan rasa percaya diri tersebut tak berlebihan hingga membuat kalian buta terhadap koreksi dan kemungkinan kesalahan pada diri sendiri.

3 dari 3 halaman

Gaya berpakaian

5.“Harus mengikuti gaya pakaian rekan kerja yang lain”

Ketika pertama kali memulai pekerjaan, salah satu hal yang diperhatikan oleh banyak orang adalah penampilan koleganya. Mereka berusaha melihat bagaimana rekan kerja berbusana di tempat kerja dan kemungkinan akan mengikuti 'tren' senada.

Valerie Grillo dari American Express menjelaskan bahwa ini adalah salah satu kesalahan yang dilakukan karyawan pemula. Ikut berbusana mirip dengan karyawan lain kadang tak perlu dilakukan.

Berbusana lah sesuai dengan style diri sendiri selama tetap sopan dan menaati aturan perusahaan. Ini akan menunjukkan ekspresi original diri kalian dan menjadi salah satu potensi yang berharga dalam pekerjaan. (vna/Nrm)

** Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.