Sukses

Banyak Proyek Infrastruktur, Semen Padang Fokus Pasar Domestik

Liputan6.com, Padang - Produsen semen, PT Semen Padang menargetkan kenaikan penjualan sebesar 6 persen pada 2016. Kenaikan penjualan ini menyusul maraknya proyek infrastruktur di wilayah Sumatera, di mana  pasar semen domestik diprediksi akan tumbuh 16,6 persen di tahun depan.

“Penjualan perseroan bakal lebih meningkat tahun depan dibandingkan tahun 2015 yang melesu sepanjang paruh pertama, dan baru pulih di semester kedua,” ujar Direktur Pemasaran PT Semen Padang Pudjo Suseno di Padang, Selasa (8/12/2015).

Dia mengaku, kenaikan konsumsi membuat pihaknya akan memprioritaskan pemenuhan pasokan semen domestik.

Dengan begitu, anak usaha Semen Indonesia Grup itu tetap mempertahankan porsi ekspor di angka 4 persen - 5 persen dari produksi, atau hanya berkisar 500 ribu ton yang diperuntukan bagi pasar Asia Selatan, Timur Tengah dan Afrika.

Asosiasi Semen Indonesia (ASI) mencatat, konsumsi semen di Tanah Air mulai pulih terutama di Sumatera. Konsumsi semen di wilayah ini tumbuh 16,6 persen per Oktober 2015 atau menjadi 1,42 juta ton dari periode yang sama tahun sebelumnya 1,22 juta ton.

Adapun dari Januari hingga Oktober, penjualan semen tumbuh 2,3 persen dari 10,17 juta ton menjadi 10,40 juta ton. Peningkatan itu, adalah sinyal membaik dan pulihnya pasar semen dalam negeri.

Sementara itu, per Oktober 2015, penjualan Semen Padang tumbuh 7,1 persen dari 659.236 ton  periode yang sama tahun lalu menjadi 705.989 ton. Dalam hitungannya, sepanjang Januari-Oktober tahun ini, masih ada koreksi 2,7 persen atau dari 5,64 juta ton menjadi 5,49 juta ton.

 “Akhir tahun ini saja, kami impor 40.000 ton semen dari Thang Long [Semen Indonesia Grup] untuk memenuhi pemintaan Semen Padang,” tukas Pudjo.

Tidak hanya di Sumatera konsumsi semen juga mengalami peningkatan di wilayah Maluku dan Irian dengan pertumbuhan sepanjang tahun 6,7 persen atau dari 1 juta ton menjad 1,02 juta ton. Kemudian pasar Sulawesi tumbuh 3,6 persen dari 3,64 juta ton menjadi 3,77 juta ton, dan pasar Nusa Tenggara tumbuh 2,7 persen dari 2,77 juta ton menjadi 2,84 juta ton.

Sedangkan pasar Jawa dan Kalimantan masih menunjukkan kinerja negatif. Kalimantan misalnya masih terkoreksi 9,3 persen dari 3,63 juta ton menjadi 3,3 juta ton. Bahkan per Oktober konsumsi di Pulau Borneo turun 12,6 persen dari 446.985 ton menjadi 390.553 ton, dan pasar Jawa stagnan atau tetap dengan penjualan 27,52 juta ton.(Muslim AR/Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.