Sukses

Saat MEA 2015, Buruh Tak Bisa Lagi Banyak Menuntut

Buruh dalam negeri tak bisa seenaknya melakukan demo dan menuntut macam-macam.

Liputan6.com, Jakarta - Pasar bebas ASEAN, atau juga yang dikenal gelaran Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015, dinilai akan memberikan keuntungan bagi Indonesia. Salah satunya adalah di sektor padat karya. Buruh dalam negeri tak bisa seenaknya melakukan demo dan menuntut yang macam-macam.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Perusahaan Mainan Indonesia (APMI) Sudarman Wijaya mengatakan jika dilihat dari sisi tenaga kerja, MEA akan menjadi tempat bersaing tenaga kerja dalam negeri dan tenaga asing.

Dengan demikian, tenaga kerja di dalam negeri tidak bisa lagi menuntut keinginannya sesuka hati karena perusahaan bisa sewaktu-waktu menggantinya dengan tenaga kerja asing.

"Dari sisi tenaga kerja jauh lebih bagus. Sekarang yang mendikte kita kan serikat buruh. Tapi pada saat MEA, tidak bisa lagi karena pasar sudah terbuka dan kita bisa memilih," ujarnya di Jakarta, Kamis (10/12/2015).

Selain itu, masuknya MEA ini juga diharapkan akan memacu tenaga kerja lokal bekerja lebih kreatif dan produktif jika tidak ingin kalah saing dengan tenaga kerja asing.

"Persaingan dengan tenaga lokal akan sangat besar," kata dia.

Meski demikian, Sudarman berharap masuknya MEA ini juga akan memacu para tenaga kerja lokal untuk bekerja lebih baik dan berhenti melakukan tuntutan yang dianggap tidak perlu serta mulai berpikir untuk meningkatkan kompetensi diri agar bisa bersaing di pasar bebas.

"Kita di manufaktur, MEA itu bagus. Karena adanya MEA ini juga mereka (pekerja asing) bisa bekerja di Indonesia, bikin produk kita lebih kreatif dan bagus. Kita sekarang cuma bergantung dengan buruh Indonesia saja tapi bisa bandingkan dengan buruh dari luar," katanya. (Dny/Zul)**

 

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini