Sukses

Investor Lokal Borong Saham, IHSG Menguat ke 4.466,21

Secara sektoral, dari 10 sektor pembentuk indeks terdapat 5 sektor menguat dan sisanya melemah.

Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak fluktuatif pada perdagangan Kamis pekan ini setelah libur Pilkada. Investor lokal mamppu membawa IHSG berlabuh di zona hijau.

Pada penutupan perdagangan saham, Kamis (10/12/2015), IHSG menguat tipis 2,02 poin atau 0,05 persen ke level 4.466,21. Sedangkan Indeks saham LQ45 turun 0,04 persen. Pada perdagangan hari ini, IHSG berada di level tertinggi 4.473,77 dan terendah 4.438,19.

Ada sebanyak 167 saham memerah sehingga menekan IHSG. Hanya ada 99 saham yang menghijau namun mampu mendorong penguatan IHSG. Di luar itu, 87 saham lainnya diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan saham sekitar 244.257 kali dengan volume perdagangan saham 5,91 miliar saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 5 triliun.


Secara sektoral, dari 10 sektor pembentuk indeks terdapat 5 sektor menguat dan sisanya melemah. Sektor yang melemah adalah perkebunan, pertambangan, konstruksi, infrastruktur dan perdagangan. Sedangkan sektor yang menguat antara lain sektor industri dasar, aneka industri, barang konsumsi, keuangan dan manufaktur.

Berdasarkan data RTI, investor asing melakukan aksi jual bersih sekitar Rp 400 miliar. Sedangkan pemodal lokal melakukan aksi beli sekitar Rp 400 miliar.

Saham-saham menguat dan sebagai penggerak indeks saham antara lain saham SRTG naik 20,51 persen ke level Rp 4.700 per saham, saham LPGI menguat 17,22 persen ke level Rp 5.275 per saham, dan saham IDPR menguat 15,23 persen ke level Rp 1.475 per saham.

Sedangkan saham-saham tertekan antara lain saham ARTI susut 10 persen ke level Rp 207 per saham, saham SONA melemah 10 persen ke level Rp 4.050 per saham, dan saham KDSI tergelincir 9,96 persen ke level Rp 208 per saham.

Kepala Riset PT Universal Broker, Satrio Utomo menjelaskan, IHSG sempat melemah di tengah perdagangan karena tekanan dari bursa Asia. Bursa Hang seng Hong Kong ditutup turun pada perdagangan kemarin yang masih berdampak kepada perdagangan hari ini.

"Penurunan Hang Seng tersebut menandakan masih ada ketakutan di pasar," jelasnya. ketakutan tersebut dipicu oleh banyak sentimen.

Sentimen pertama adalah masih melemahnya pertumbuhan ekonomi China yang membuat perekonomian dunia juga tertekan. Selain itu, rencnaa kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (AS) juga menjadi penyebab tertekannya beberapa bursa di Asia.

Namun memang, menjelang penurunan perdagangan, IHSG mampu ditutup menguat karena adanya aksi beli dari investor lokal. (Gdn/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini