Sukses

Tiang Pancang Kereta Cepat Jakarta-Bandung Dibangun Januari 2016

Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung dapat selesai pembangunannya sekitar dua sampai tiga tahun mendatang.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Propinsi Jawa Barat (Jabar) menegaskan megaproyek kereta cepat Jakarta-Bandung akan memulai konstruksi pada pertengahan Januari 2016. Rencananya, pelaksanaan groundbreaking atau pemasangan tiang pancang ini berbarengan dengan peletakkan batu pertama untuk pembangunan terminal di Bandar Udara Internasional Kertajati, Majalengka.

Kepala BPMPT Propinsi Jawa Barat, Dadang Mohammad saat ditemui di acara Bogor Economic Summit (BES) mengatakan, seluruh persiapan membangun kereta cepat Jakarta-Bandung dari seluruh Bupati dan Walikota daerah yang akan dilintasi transportasi massal ini.

"Sejauh ini tidak ada perubahan, masih sama seperti hasil studi kelayakan. Groundbreaking dimulai pertengahan Januari 2016, mungkin di minggu kedua atau ketiga. Bersamaan dengan groundbreaking bandara Kertajati," ucap Dadang saat ditemui di kantor pusat BKPM, Jakarta, Rabu(16/12/2015).

Rencana konstruksi kereta cepat dan terminal bandara Kertajati, sambungnya, sudah disampaikan Wakil Gubernur Jawa Barat kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). Menurut Dadang, poin atau stasiun utama pemberhentian kereta cepat masih menemui kendala pembebasan lahan.


"Sebenarnya hampir tidak ada tanah masyarakat yang perlu dibebaskan, karena kita hindari kereta cepat menggunakan lahan atau jalan tol yang dikelola BUMN dan Pemda. Tapi memang yang saya dengar di salah satu poin pemberhentian, perlu lahan masyarakat. Makanya itu lagi digeser supaya tidak menyentuh tanah masyarakat," jelas Dadang.

Ia berharap, proyek kereta cepat Jakarta-Bandung dapat selesai pembangunannya sekitar dua sampai tiga tahun mendatang. Sehingga kereta cepat ini dapat beroperasi penuh pada 2018. Sementara bandara Kertajati diharapkan sudah dapat melayani penerbangan haji pada 2017.

"Proyek ini akan memberikan dampak ekonomi luar biasa, karena selama ini sebaran pembangunan hanya bertumpu di Bandung Tengah, sedangkan Bandung Utara merasa tertinggal," pungkas Dadang.

Untuk diketahui, Konsorsium Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah menandatangani joint venture agreement (perjanjian pendirian perusahaan patungan) antara PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) dengan BUMN China, China Railway International Co.Ltd untuk membangun kereta cepat (High Speed Railways/HSR) koridor Jakarta-Bandung.

PT PSBI merupakan konsorsium BUMN yang dibentuk dengan keanggotaan PT Wijaya Karya Tbk, PT Jasa Marga Tbk, PT Perkebunan Nusantara VIII dan PT Kereta Api Indonesia (Persero). PT PSBI menunjuk Sahala Lumban Gaol sebagai Chairman yang sekaligus‎ Staf Ahli Kementerian BUMN.

"Kita memulai satu episode baru dalam dunia perkeretaapian atau transportasi. Dalam kegiatan pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung akan terbentuk pusat kegiatan usaha ‎dan ekonomi baru," 


Dalam menjalankan kegiatan tersebut, model bisnis yang diterapkan akan mengikuti praktik-praktik korporasi, komersialisasi dan berpartisipasi dalam pembangunan infrastruktur. Paling penting, sambungnya, kerjasama BUMN kedua negara ini murni dilakukan dengan skema business to business, tidak akan menggunakan anggaran negara dan jaminan‎ pemerintah.

"Episode baru ini maksudnya adalah model bisnis yang digunakan tidak akan memberatkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan tidak mengganggu pemerintah karena tidak ada jaminan pemerintah. Indonesia ingin bertumbuh," paparnya. (Fik/Gdn)


**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.