Sukses

Kaleidoskop Bisnis April: Sniper Buatan RI Gegerkan Dunia

Kemunculan sniper ini sempat membuat sejumlah negara maju di dunia tercengang

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia patut berbangga, sebab produk senjata buatan anak negeri telah berhasil membuat dunia terkesima. Senapan penembak runduk (SPR) yang diproduksi PT Pindad: SPR 2, bukan sembarang senjata.

Pelurunya bisa menembus tank baja. Bahkan, ada peledak di balik munisi tersebut yang bisa menghancurkan kendaraan tempur dalam sekejap. Lebih hebat lagi, SPR 2 juga memiliki jangkauan tembak hingga 2 kilometer (km). Kemunculannya menggemparkan dunia sniper.

Secara rinci, SPR 2  berkaliber 12,7 mm x 99 mm, panjang senapan 1.755 mm, berat keseluruhan 19,5 kg, panjang barel 1.055 mm, kapasitas peluru antara 5-10 butir. Rifling atau alur spiral berulir pada bagian dalam laras senjata api ini yakni 8 grooves, RH 381 mm (15”) twist. Kecepatan rata-rata lesatan peluru 900 meter per detik dan jangkauan 2.



Keistimewaan SPR 2 ini dibanding senapan dari negara adalah terletak pada jangkauan, ketepatan, dan silencer atau peredam suara hentakan dari tembakan.

Silencer yang dipasang bisa menurunkan hentakan suara tembakan sekitar 20-30 desibel. Senjata ini juga dilengkapi perangkat night vision dan teleskop dengan pembesaran ukuran 5-25 kali.

Kepada Liputan6.com, Kepala Departemen Enginering Divisi Senjata PT Pindad Diding Sumardi menunjukkan wujud senapan SPR 2, aksesoris, dan berbagai pelurunya. Ada tiga jenis peluru yang bisa digunakan, yakni MU3 M yang dipakai untuk latihan menembak, MU 3 SAM yang bisa menembus kendaraan, dan MU 3 BLAM yang tidak hanya menembus kendaraan tapi juga bisa meledakkan target.

Atas kemampuannya yang luar biasa, Sniper SPR 2 mendapat pengakuan dari dunia internasional. Terbukti, senapan jitu ini masuk rekomendasi di situs alat utama sistem senjata (alutsista) Weaponsystems.net, bersanding dengan senjata canggih lainnya dari penjuru dunia, seperti senapan runduk Zastava M93 Black Arrow buatan Serbia.

Bahkan, tentara Singapura pernah melontarkan pujian untuk SPR 2. "Good!", ujar seorang penembak kontingen Angkatan Darat Singapura, sambil terus memandangi dan melihat detail fitur senapan runduk anti material versi SPR-2, yang dipajang di stand PT Pindad di sela-sela kejuaraan tembak ASEAN Armies Rifle Meet (AARM) ke-21, di Depok, Jawa Barat, beberapa waktu lalu.

Kemunculan sniper ini sempat membuat sejumlah negara maju di dunia tercengang, sebab sebelumnya hanya tiga negara yang mampu membuat sniper dengan kaliber besar ini, yaitu Amerika Serikat (AS) dan dua negara di Eropa.

Berapa harganya?

Belum merambah pasar ekspor, saat ini Pindad tengah menggarap 150 pucuk sniper ini untuk Komando Pasukan Khusus (Kopasus). Mengenai harga per unitnya, SPR 2 ini dibanderol sekitar Rp 200 juta per pucuknya.

Dengan dilengkapinya Kopasus dengan senjata kelas dunia ini diharapkan akan meningkatkan kualitas Kopasus sebagai pasukan elit yang sudah banyak dikenal oleh dunia internasional.

Sebenarnya Pindad juga memiliki hasil produksi sniper selain jenis SPR 2, yaitu SPR 3. hanya saja untuk jenis SPR 3 ini kaliber pelurunya lebih kecil dibandingkan SPR 2, hanya 7,62 mm.

Dua sniper buatan Pindad ini pernah dipamerkan dalam Indo Defance pada akhir tahun lalu di JIExpo Kemayoran, Jakarta, bersanding dengan produk pertahanan kelas dunia lainnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Peluru Kendali

Peluru Kendali

Tak hanya sniper, Pindad telah berhasil  mengembangkan roket balistik bernama Rudal Pertahanan atau R-Han 122. Roket pertama buatan Indonesia diproduksi untuk memenuhi kebutuhan TNI, pasalnya selama ini masih diimpor dari sejumlah negara.

R-Han 122  memiliki kemampuan tembak mencapai 15 km. Proyek pembuatan roket ini menjadi awal dari rencana panjang perseroan untuk membuat peluru kendali (rudal) jarak jauh.

Peluru kendali ini  dapat menempuh jarak tembak mencapai ratusan kilometer dengan pergerakannya dapat dikendalikan dari pangkalan tembak. Ini akan menjadi satu hal yang membanggakan mengingat saat ini Indonesia belum mampu memproduksi peluru kendali.
 

3 dari 4 halaman

Senjata Terlaris Buatan Pindad

Senjata Terlaris Buatan Pindad

PT Pindad (Persero) merupakan salah satu perusahaan BUMN yang bergerak di sektor industri pertahanan. Selain memproduksi Panser Anoa yang banyak dipesan negara-negara di dunia, Pindad juga mampu menghasilkan beraneka ragam senjata, baik laras panjang ataupun pistol.

Tak hanya itu, Pindad kini juga telah mampu menghasilkan amunisi sendiri dengan berbagai macam varian. Hal itu menjadi keunggulan Pindad dalam memberikan pilihan bagi para calon pembelinya.

Lalu senjata apa yang paling laris terjual?

Kepala Departemen Enginering Divisi Senjata PT Pindad Diding Sumardi menjelaskan, Senapan Serbu (SS) 2 menjadi senapan terlaris yang diproduksi oleh BUMN yang bermarkas di Bandung itu.

Senjata yang merupakan generasi kedua dari SS1 ini pertama kali dikenalkan oleh Pindad pada 2006. Hingga saat ini, Pindad telah mampu menjual setidaknya 50 ribu pucuk senapan.

Sementara itu, yang menjadi pengguna dari SS2 ini adalah TNI dan Polri. Dijelaskan Diding, Pindad saat ini belum mengekspor jenis senjata tersebut karena harus memasok kebutuhan dalam negeri terlebih dahulu.

SS2 ini merupakan jenis senjata laras panjang yang memiliki jarak tembak sekitar 400 meter. Namun begitu senjata ini juga bisa digunakan untuk menembak sasaran dengan jarak 600 meter dengan syarat harus dilengkapi dengan teleskop.

"Untuk harganya, SS2 ini satu unit tidak sampai Rp 10 juta, sekitar Rp 9 jutaan," tegas Diding.

‎Adapun varian SS2 ini adalah SS2-V5, SS2-V1, SS2-V2, SS2-V4, SS2-V1 HB, SS2-V2 HB, SS2-V4 HB dan SS-V5 A1. Semua jenis SS2 ini menggunakan peluru kaliber 5,56 mm. Masing-masing jenis varian tersebut dibedakan dengan panjang laras, mengingat kebutuhan setiap instansi berbeda-beda.

Tak hanya itu, keunggulan SS2 ini juga dapat dilengkapi beberapa aksesoris mulai dari teleskop, lampu senter hingga lampu laser sebagai titik bidik.

Pindad tak hanya mampu memasarkan produk-produknya ke beberapa negara tetangga bahkan juga di wilayah Timur Tengah. 

Produk-produk dari Pindad yang menjadi andalan ekspor adalah peluru dan juga alat tempur. Untuk jenis peluru, keunggulan dari Pindad karena perusahaan tersebut mampu memproduksi semua ukuran.

Sedangkan untuk alat tempur yang banyak dipesan adalah panser yang bisa bergerak di semua jenis medan. Produk kendaraan tempur produksi Pindad seperti Panser Anoa paling laris di pasaran.


4 dari 4 halaman

Mimpi Pindad Jadi Produsen Senjata Besar 2023

Mimpi Pindad Jadi Produsen Senjata Besar 2023

Sepak terjang PT Pindad tak hanya berhenti di sini. Manajemen Pindad menargetken perseroan akan menjadi produsen senjata besar dunia pada tahun 2023 mendatang.

PT Pindad baru bisa dikatakan sebagai produsen senjata besar dunia jika telah memproduksi berbagai senjata dan amunisi. Misalnya, ada peluru kaliber besar dan kecil serta peluru kendali (rudal) dan jet tempur mutakhir. Namun persero tersebut tentu butuh dukungan dana dari pemerintah yang lebih besar.



Sejauh ini, langkah PT Pindad untuk 'go internasional' sudah dekat dengan banjir pesanan dari luar negeri, termasuk dari Thailand, Filipina, Timor-Timur, Singapura, dan Malaysia.

Penjualan terbesar di PT Pindad adalah amunisi atau peluru. PT Pindah hingga kini telah menghasilkan hampir seluruh range ukuran kaliber.

Dalam mengembangkan amunisi ini, PT Pindad akan bekerja sama dengan perusahaan pembuat senjata dari negara lain dengan proses alih-teknologi dan juga menjaring market internasional. Setelah mendapat ilmu dari pihak luar, PT Pindad kemudian akan mengembangkannya menjadi lebih canggih.

Selain amunisi, PT Pindad juga tengah mengembangkan panser amfibi yang bisa bermanuver di air dan danau. Namun kendaraan taktis tersebut baru bisa tahan di laut dengan ombak pada level tertentu. (Ndw/Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.