Sukses

Top 3: Harga Pertamax CS Bakal Turun

Rencana Pertamina untuk menurunkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi menjadi artikel terpopuler.

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) juga akan menurunkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi pada 5 Januari 2015 nanti. Penurunan harga BBM non subsidi ini berbarengan juga dengan penurunan harga BBM jenis Premium dan Solar.

Direktur Pemasaran Pertamina, Ahmad Bambang menjelaskan, BBM non subsidi yang bakal turun harga adalah jenis Pertalite, Pertamax 92, Pertamax Plus 95 dan Pertamina Dex. "Betul, akan turun harga pada 5 Januari 2016. Penurunannya sekitar Rp 200 per per liter hingga Rp 300 per liter," katanya, saat berbincang dengan Liputan6.com, di Jakarta, Minggu (3/1/2016).

Artikel mengenai penurunan harga BBM non subsidi tersebut menyita perhatian pembaca kanal bisnis Liputan6.com pada Senin (4/1/2016) pagi. Penasaran dengan artikel lainnya yang juga banyak dibaca? Berikut tiga artikel terpopuler yang telah dirangkum:

1. Harga Pertamax CS Juga Turun pada 5 Januari 2016
Petugas mengisi bahan bakar jenis Premium di SPBU Cikini, Jakarta, Kamis (24/12). Untuk bahan bakar jenis Premium turun Rp 150/liter dan harga solar turun sebesar Rp 800/liter. (Liputan6.com/Angga Yuniar)
Direktur Pemasaran Pertamina, Ahmad Bambang menjelaskan, penurunan harga Pertalite mencapai Rp 250 per liter. Semula harga Pertalite di angka Rp 8.200 per liter. Dengan penurunan tersebut maka harga BBM terbaru produksi Pertamina tersebut menjadi Rp 7.950 per liter.

Untuk Pertamax, Pertamina akan menurunkannya sebesar Rp 200 per liter. Semula harga Pertamax di level Rp 8.650 per liter. Dengan penurunan tersebut akan menjadi menjadi Rp 8.450 per liter.

Selengkapnya baca di sini.

2. Batal Terbang, Masyarakat Kini Bisa Refund Tiket Pesawat
Ilustrasi tiket pesawat (Liputan6.com/Andri Wiranuari)
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) secara resmi menetapkan mekanisme pengembalian uang tiket (refund) oleh maskapai domestik kepada calon penumpang kelas ekonomi yang membatalkan penerbangannya. 

Presentase dan waktu pengembalian itu tertuang dalam Peraturan Menteri Perhubungan No. PM 185 Tahun 2015 tentang Standar Pelayanan Penumpang Kelas Ekonomi Angkutan Udara Niaga Berjadwal Dalam Negeri, yang ditetapkan oleh Menteri Perhubungan pada 30 November 2015.

Selengkapnya baca di sini.

3. Kebijakan Menteri Susi Bikin Ekspor Ikan RI ke AS Melesat
Aktivitas bongkar muat ikan di Pelabuhan Muara Baru, Jakarta, Selasa (22/9/2015). Nelayan mengeluh mahalnya BBM dan Peraturan Menteri No. 2/2015 tentang larangan penggunaan pukat hela dan pukat tarik membuat nelayan merugi. (Liputan6.com/Angga Yuniar)
Kebijakan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk memberantas kegiatan pencurian ikan (ilegal unreported unregulated fishing/IUU fishing) telah berbuah manis. Hal tersebut terlihat dari peningkatan yang signifikan angka ekspor komoditas tuna, tongkol, cakalang (TTC) ke Amerika Serikat (AS).

Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan, Nilanto Perbowo mengatakan, untuk periode Januari sampai September 2015, realisasi ekspor tuna, tongkol dan cakalang naik 26,7 persen.

Selengkapnya baca di sini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini