Sukses

Ketegangan Arab Saudi dan Iran Tekan Harga Minyak

Ketegangan Arab Saudi dan Iran belum mampu dapat mengangkat harga minyak di awal 2016.

Liputan6.com, New York - Ketegangan antara Arab Saudi dan Iran memicu volatitas perdagangan minyak di awal pekan ini.

Harga minyak pun melemah seiring pelaku pasar khawatir terhadap situasi politik tak stabil di Timur Tengah sehingga dapat menyulitkan prospek harga minyak pada 2016.

Harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Februari susut 0,8 persen menjadi US$ 36,76 per barel di New York Mercantile Exchange. Harga emas WTI sempat diperdagangkan di level tertinggi US$ 38,39 dan terendah US$ 36,33.

Sedangkan harga minyak Brent untuk Februari melemah 0,2 persen menjadi US$ 37,22 per barel di bursa London ICE Futures.

Pada akhir pekan lalu, Arab Saudi memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran, sesama anggota organisasi negara pengekspor minyak. Langkah Arab Saudi tersebut datang saat ratusan warga Iran memprotes kebijakan Arab Saudi terhadap ulama Syiah terkemuka.

"Jika situasi ketegangan menjadi lebih kuat antara Arab Saudi dan iran itu dapat membawa lonjakan besar untuk harga minyak," ujar Naeem Aslam, Kepala Riset AvaTrade, seperti dikutip dari laman Marketwatch, Selasa (5/1/2016).

Akan tetapi, secara keseluruhan ketegangan antara dua produsen utama minyak tersebut menambah ketidakpastian harga minyak. Padahal harga minyak sudah merosot ke posisi terendah sejak 2015 seiring pasokan berlebih.

"Tidak ada yang berubah secara fundamental, dan produsen minyak dunia akan terus memompa kapasitas hingga maksimal di masa mendatang, dan sebagai hasilnya mungkin tetap harga minyak mendekati US$ 40 per barel," kata Tyler Richey, Co-Editor The 7:00 Report.

Ia menambahkan, kemungkinan besar tidak mungkin Arab Saudi dan Iran berperang melawan satu sama lain. Akan tetapi, ketegangan terjadi dapat mendorong harga minyak berpotensi ke US$ 50 atau lebih.

Gao Jian, Analis Energi SCI Internasional menuturkan, ketidakpastian meningkat akibat ketegangan dua negara itu. Hal itu juga dapat mempengaruhi sanksi kepada Iran.

"Setiap kemungkinan penundaan dan pembatalan sanksi akan positif untuk harga minyak," tutur Jian.  (Ahm/Igw)

 

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini