Sukses

Melihat Prospek Saham Medco Energi Saat Harga Minyak Tertekan

Efisiensi dan strategi yang dilakukan PT Medco Energi Internasional Tbk dapat mendukung kinerja.

Liputan6.com, Jakarta - Industri minyak dan gas tengah bertahan di kala harga minyak dunia tertekan. Meski demikian, produsen minyak pun mengandalkan sumber energi lain seperti gas untuk tetap bertahan.

Hal itu dilakukan oleh salah satu produsen minyak dan gas PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC). Sejumlah proyek yang kini dikembangkan PT Medco Energi Internasional diharapkan dapat mendukung kinerja perseroan di tengah tekanan harga minyak global.

Analis PT BNI Securities Yasmin Soulisa menuturkan, produksi atau lifting minyak telah menjadi kontributor utama pendapatan perseroan. Akan tetapi, perseroan terus mengembangkan potensi gas. Rasio komposisi produksi minyak dan gas diperkirakan sekitar 60:40 pada 2016. Sejumlah proyek pun mendukung kinerja perseroan ke depan.

Lapangan Senoro kini telah berkontribusi produksi mencapai 5,75 juta mmbtu hingga September 2015. Proyek ini mulai komersialisasi sejak Juni 2015.

Perseroan juga telah mengakuisisi kepemilikan penuh ladang gas Lematang dari sebelumnya hanya 74,12 persen. Yasmin menuturkan, harga jual gas dari ladang gas Lematang pun menguntungkan.

"Harga jual gas perseroan dari ladang gas Lematang tertinggi di level US$ 8,21/mmbtu dibandingkan ladang gas lain dengan harga rata-rata US$ 5,04/mmbtu," ujar Yasmin seperti dikutip dari riset yang ditulis Rabu (6/1/2016).

Harga minyak acuan West Texas Intermediate (WTI) turun menjadi US$ 35 per barel pada akhir Desember 2015 dan Brent sekitar US$ 38 per barel, membuat pendapatan dan margin PT Medco Energi Internasional Tbk terperas.

Meski demikian, perseroan melakukan efisiensi yang kuat dilakukan untuk mengatasi harga minyak tertekan sehingga membuat biaya produksi perseroan menjadi US$ 19,2 per barel pada Januari-September 2015 dari periode sama tahun sebelumnya US$ 20,4.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kunci Utama Kinerja pada 2016

Kunci Utama pada 2016

Yasmin optimistis, perseroan dapat mencatatkan keuntungan bila harga minyak kembali menguat. Apalagi harga jual minyak perseroan berkorelasi kuat dengan harga minyak Brent ketimbang volatiltitas harga minyak acuan WTI.

Pihaknya memprediksi rata-rata harga minyak untuk WTI dan Brent masing-masing sebesar US$ 48 dan US$ 51,7 pada 2016.

Hingga 30 September 2015, penjualan produksi minyak mencapai US$ 307,48 juta. Diikuti penjualan gas sebesar US$ 170,04 juta dan kontrak layanan dari produksi minyak mencapai US$ 140,56 juta.  

Selain itu, pemerintah kini memberikan insentif bagi badan swasta untuk pembangunan kilang minyak juga mendukung industri minyak.

Langkah tersebut dilakukan untuk mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar impor. Peningkatan kapasitas dan revitalisasi kilang minyak juga untuk menghadapi kenaikan permintaan.

Sementara itu, pada kuartal IV 2015, perseroan merombak jajaran direksi. Presiden Direktur PT Medco Energi Internasional Tbk Lukman Mahfoedz  yang menjabat sejak 2011 digantikan oleh Hilmi Panigoro.

Jajaran direksi mulai dari Roberto Lorato, Ronald Gunawan, Amri Siahaan dan Anthony R.Mathias yang sebelumnya bekerja untuk Premier Oil ditunjuk sebagai direktur.

Yasmin mengatakan, jajaran direksi baru tersebut diharapkan dapat memberikan strategi segar untuk mengatasi pukulan berat dari tekanan harga minyak lesu sejak pertengahan 2014. Selain itu juga dapat menentukan langkah selanjutnya untuk proyek di Timur Tengah yang kini juga diliputi gejolak geo politik.

Dengan melihat kondisi itu, Yasmin memperkirakan pendapatan PT Medco Energi Internasional Tbk relatif stagnan US$ 561,33 juta pada 2016. Hingga September 2015, perseroan membukukan penjualan US$ 418,05 juta.

Ia pun merekomendasikan beli dengan target harga saham Rp 1.050 dalam satu tahun. Pada penutupan perdagangan saham Selasa 5 Januari 2016, harga saham PT Medco Energi Internasional Tbk berada di kisaran Rp 800 per saham. (Ahm/Igw)

 

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.