Sukses

Sumatera Utara Targetkan Bisa Produksi 153.240 Ton Daging di 2016

Pada tahun 2015 target produksi daging di Sumatera Utara bisa mencapai 147.463 ton, dan sampai Nopember 2015 realisasi 143.741 ton.

Liputan6.com, Medan - Provinsi Sumatera Utara menargetkan bisa memproduksi daging sebesar 153.240 ton dari sejumlah hewan yang biasa dikonsumsi pada tahun 2016. Produksi tersebut diperoleh dari populasi sapi 678.542 ekor, kerbau 133.174, babi 896.297 ekor dan domba atau biri-biri 464.378 ekor.

“Secara populasi produksi itu cukup, bahkan lebih dari kebutuhan. Khusus sapi, sampai sekarang masih tetap impor, tapi di bawah 10 persen dari target. Pada tahun 2015 impor sapi dari Australia dan New Zeland sebanyak 26.300 ekor, masih tersisa 9.600 ekor lagi yang belum dipotong. Berarti yang dipotong sekira 14.494 ekor,” kata Hal ini diungkapkan langsung oleh Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sumut, Parmohonan Lubis, Kamis (7/1/2016).

Ia melanjutkan, jika melihat tren saat ini, maka impor dari tahun ke tahun cenderung menurun. Saat ini, impor daging di Sumatera Utama di di bawah 10 persen dan diharapkan pada tahun-tahun berikutnya terus menurun dan puncaknya menjadi bisa menciptakan swasembada daging karena produksi lokal sudah cukup. 

“Untuk sapi ini memang susah diprediksi produksinya, karena ternak itu berada di tangan peternak, sehingga harus ada impor. Ternak sapi dan kerbau yang dimiliki peternak tak bisa dipaksa untuk dijual,” ucapnya. 

Populasi ternak sapi, kata Parmohonan, kalau ditambah dengan hewan kurban maka jumlahnya bertambah 70.000 ekor. Meski demikian, khusus kebutuhan hewan qurban hanya reguler saja, tepatnya pada Idul Adha. Sedangkan secara reguler atau kebutuhan sekira 30.000 ekor per tahun, kalau rata-rata 3.000 ekor sapi dipotong per bulan.

“Pada tahun 2015 target produksi daging 147.463 ton, dan sampai Nopember 2015 realisasi 143.741 ton,” ujarnya.

Disinggung mengenai penyakit hewan, Parmohonan menyebut hewan di Sumut, khusus sapi bebas dari penyakit berbahaya dan cukup aman dikonsumsi. Kalaupun ada penyakit biasanya hanya penyakit "ngorok" yang mengakibatkan kematian hewan. 

“Sumut aman dari penyakit hewan membahayakan,” ungkapnya. (Reza Perdana/Gdn)


**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.