Sukses


Kabupaten Tangerang Jadi Wilayah Properti yang Bakal Bersinar

Kawasan Tangerang masih terlihat seksi di mata pengembang perumahan.

Liputan6.com, Jakarta - Kawasan Tangerang masih terlihat seksi di mata pengembang perumahan. Meski demikian, para pengembang, terutama pengembang-pengembang kecil dan menengah, harus mengubah strategi, menjauh dari Tangerang Selatan yang kini telah melambung tinggi harganya.

Berkembangnya Tangerang tak lepas dari pesatnya perkembangan di Tangerang Selatan. Kota ini bahkan tak lagi sekadar sebagai kota penyangga ibu kota, tempat para pekerja commuter di Jakarta tinggal, tetapi mulai beralih menjadi ‘kota mandiri’ dengan kegiatan bisnisnya sendiri.

"Saat ini, perusahaan-perusahaan di Jakarta mulai mengalihkan kegiatan bisnisnya ke Tangerang Selatan. Membangun kantor-kantor di sana. Dari yang tadinya di daerah TB Simatupang, bergeser ke Bintaro, sekarang bergeser lagi ke Tangerang Selatan," ujar arsitek sekaligus pemilik perusahaan pengembang perumahan, Klorofil Development, Ramadhani Budiman, kepada Rumah.Com seperti ditulis Jumat (8/1/2016).

Kemandirian inilah yang lantas menular ke wilayah-wilayah lain di Tangerang, seperti Kotamadya Tangerang dan Kabupaten Tangerang.

Infrastruktur yang lengkap dan rapi, akses yang beragam menuju Jakarta, serta masih banyaknya lahan yang tersedia membuat Tangerang masih menjadi daerah favorit untuk hunian.

Harga tanah melangit, Tangerang Selatan Capai Titik Jenuh

Meski demikian, bukan berarti bisnis properti di sini tidak mengalami kendala. Perkembangan yang pesat membuat harga tanah melonjak drastis, terkadang tidak masuk akal.

Terutama di wilayah yang dekat dengan Tangerang Selatan. Harga tanah yang sangat tinggi membuat pengembang harus menjual unit dengan harga yang tinggi pula, sehingga sulit dijangkau kebanyakan konsumen.

Di kawasan Serpong, Tangerang Selatan, dekat BSD City dan Alam Sutera misalnya, harga tanah sudah mencapai Rp 10 Juta-Rp15 juta per meter perseginya. Sementara di Kabupaten Tangerang, harga tanah masih di kisaran Rp 3,5 Juta per meter persegi.

Namun jika dibandingkan tahun lalu, yang berkisar pada Rp2,5 juta per meter persegi, kenaikannya termasuk pesat, yakni sekitar 40 persen. 

"Prospek perumahan, baik itu landed (rumah konvensional) maupun vertikal (apartemen), itu jelas sangat terbuka lebar di sana (Tangerang). Banyaknya akses dan jalan tol membuat lokasi Tangerang Selatan, Serpong, menarik. Permasalahan yang utama dari Tangerang Selatan itu bukan pada ketersediaan lahannya, tetapi pada harga jualnya," kata arsitek lulusan Unika Parahyangan ini.

"Karena sudah sangat menarik, otomatis para pemilik lahan itu memberikan harga kepada para developer kadang-kadang tidak masuk akal. Jadi kadang harga tanah yang sebenarnya bukan berada di layer satu atau berada pada jalur utama, bahkan bisa layer tiga, disamakan (harganya) dengan layer satu," tambah dia.

Harga yang melambung tinggi dan daya beli masyarakat yang menurun sepanjang 2015 ini membuat jual-beli properti di Tangerang Selatan dan sekitarnya mengalami kejenuhan. Namun ini justru menjadi peluang bagi pengembang untuk membuka lahan di lokasi yang agak jauh dari Tangerang Selatan.

"Saya rasa pasti akan ada masanya titik jenuh. Terutama setelah 2015 ini besar kemungkinan developer menjual rumah-rumah di bawah Rp 1,5 miliar akan menjadi fokus utama. Jadi untuk mengatasi daya beli masyarakat, kemungkinan besar akan dijual rumah-rumah dengan rentang harga Rp 650 juta-Rp 1,5 miliar. Untuk di Rp 1,8 miliar ke atas agak sulit karena psychological boundaries-nya ada di situ," kata dia.

Konsumen perumahan, khususnya first time buyer, saat ini tidak keberatan membeli rumah yang sedikit lebih jauh dari pusat kota asalkan harganya terjangkau dan lokasinya mudah dicapai. Para pengembang di Tangerang pun beruntung dengan infrastruktur yang telah tersedia seperti jalan tol dan stasiun kereta rel listrik jalur commuter line.

"Patokannya adalah jalan tol dan kedua adalah jalur kereta. Yang paling murah adalah di stasiun paling ujung Tangerang, yaitu stasiun Maja. Jarak 30 menit dari Stasiun Maja Anda bisa mendapatkan rumah seharga Rp 300 juta. Nah itu laku seperti kacang goreng, Anda tinggal tunggu kenaikan harga,” tegas dia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kabupaten Tangerang Jadi Incaran

Kabupaten Tangerang Jadi Incaran

Tak banyak orang yang melirik kawasan Tangerang di selatan Jakarta dua dekade silam. Dahulu, saat ditawari properti di daerah ini, orang akan tertawa meremehkan. Tempat jin buang anak, antah berantah, rawan kejahatan, adalah citra Tangerang Selatan 15-20 tahun lalu. Tapi siapa sangka, kini wilayah ini menjelma menjadi kawasan yang maju.

Perkembangan Tangerang Selatan, khususnya di Kecamatan Serpong dan sekitarnya, tak bisa lepas dari pembangunan kota mandiri Bumi Serpong Damai (BSD), yang kini berganti nama menjadi BSD City. Setelah itu, menyusul kawasan terpadu lainnya Alam Sutera.

Kedua pengembang ini cukup konsisten dalam merancang dan membangun infrastruktur sehingga wilayah Tangerang Selatan menjadi kawasan yang tertata rapi dan teratur.

Konsistensi pembangunan kedua kawasan ini mulai mengubah pandangan orang terhadap wilayah Tangerang. Perlahan, pengembang-pengembang lain yang lebih kecil untuk mencari peluang di pinggiran kedua kawasan terpadu ini.

Kejenuhan di Tangerang Selatan membuat pengembang bergeser ke Kabupaten Tangerang, yang memang masih minim pembangunan.

Dengan banyaknya pengembang besar yang masuk yang masuk ke wilayah ini, Kabupaten Tangerang pun digadang-gadang sebagai wilayah sun rise property terbaru, istilah untuk wilayah yang mengalami kebangkitan properti dan menyimpan potensi investasi yang besar.

Saat ini, harga tanah di Kabupaten Tangerang mulai merangkak naik dengan masuknya pengembang-pengembang besar seperti Alam Sutera, Ciputra, hingga Summarecon. Mereka mengincar kawasan Pasar Kemis dan Cikupa, sekitar 30km dari pusat kota Tangerang Selatan. Sementara itu, BSD City melebarkan areanya hingga ke kawasan Cisauk dan Pagedangan.

Pengembang besar lainnya yakni Jaya Property membangun Serpong Jaya di area Tangerang Selatan namun sudah mendekati perbatasan Kabupaten Bogor dan satu lagi di Mauk, Kabupaten Tangerang. (Boy L/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Video Terkini