Harga Emas Melonjak Usai Permintaan Naik

Liputan6.com, Singapura - Harga emas dunia menguat di Asia pada awal pekan ini didorong kekhawatiran terhadap ekonomi China dan sengketa Timur Tengah antara Iran dan Arab Saudi. Kekhawatiran itu membuat permintaan investasi relatif aman seperti emas meningkat.

Harga emas untuk pengiriman Februari di divisi Comex New York Mercantile Exchange, harga emas naik 0,80 persen menjadi US$ 1.106,70 per troy ounce. Sedangkan harga perak untuk pengiriman Maret naik 0,55 persen menjadi US$ 14.005 per troy ounce.

Pada pekan ini, investor akan terus fokus pada laporan ekonomi China terutama pada data perdagangan. Sementara itu, Amerika Serikat (AS) akan merilis data penjualan ritel, harga produsen dan kepercayaan konsumen. Bank sentral Inggris juga akan mengadakan pertemuan kebijakan moneter pada Kamis pekan ini.

Bursa saham China bergejolak dan yuan mengalami depresiasi membingungkan investor. Hal itu juga membuat harga tembaga turun 5,13 persen pada pekan lalu.

Mengutip www.fortisasiafutures.com, bank sentral China diduga melakukan intervensi perdagangan untuk mendukung yuan melalui bank-bank milik pemerintah.

"Bank-bank milik pemerintah telah menawarkan likuiditas dolar pada kisaran 6,59 yang diduga atas nama bank sentral," seperti disampaikan trader pada bank Eropa di Shanghai.

China membiarkan penurunan yuan terbesar dalam lima bulan pada Kamis 7 Januari 2016 menekan mata uang regional dan menyeret anjloknya pasar global seiring investor khawatir kalau hal itu akan memicu persaingan langkah devaluasi.

Harga emas pun mendaki menembus level US$ 1.100 per troy ounce untuk pertama kalinya dalam sembilan pekan.

Hal itu seiring investor menempatkan dananya pada aset investasi lebih aman mengingat di tengah guncangnya pasar saham global, kekhawatiran ekonomi China dan ketegangan geo politik.

"Emas sering kali dianggap sebagai investasi alternatif investasi di tengah terjadinya ketidakpastian geopolitik dan keuangan," tulis riset www.fortisasiafutures.com. (Ahm/Igw)