Sukses

Kasus Meninggalnya Mirna Tak Pengaruhi Bisnis Kopi di Indonesia

Pertumbuhan penjualan kopi domestik terus naik 4 persen sejak 3 tahun belakangan.

Liputan6.com, Jakarta - Kasus meninggalnya Wayan Mirna Salihin sesaat setelah menyeruput racikan es kopi Vietnam di sebuah restoran di Jakarta Pusat tidak akan berpengaruh banyak kepada bisnis kopi secara nasional. 

Ketua Asosiasi Kopi Spesial Indonesia, Leman Pahlevi, menjelaskan peristiwa yang menimpa Mirna bukan karena salah kopi maupun salah racikan, tapi lebih kepada faktor di luar itu. 

"Saya rasa tidak akan berdampak ke penjualan dan citra kopi. Proses semua sama di mana pun. Kopi bubuk dari kopi biji yang disangrai, sementara proses menjadi air kopi, tinggal diseduh dengan teknik beragam. Mungkin kasus ini kafein di kopi terlalu berat, sehingga jantungnya tidak tahan," ucap Leman saat dihubungi Liputan6.com, Jakarta, Rabu (13/1/2016).

Leman mengatakan penjualan kopi di pasar domestik mengalami kenaikan cukup besar dalam beberapa tahun belakangan ini. Secara perhitungan kasar, pertumbuhan penjualan kopi domestik terus naik 4 persen sejak 3 tahun terakhir.

Pendorong pertumbuhan penjualan kopi dalam negeri tersebut adalah mulai maraknya kedai-kedai yang menjual kopi di kota-kota besar di Indonesia. Bahkan warung kecil yang khusus menjajakan kopi mulai merambah ke daerah-daerah.

"‎Penjualan kopi di negara-negara produsen kopi, seperti Brasil dan lainnya tumbuh di kisaran yang sama di pasar dalam negerinya, termasuk di Indonesia. Lihat saja, coffee shop di Jakarta, Medan dan kota besar lainnya menjamur di mana-mana," ujar Leman.

Kondisi ini diakuinya berbeda dengan kinerja ekspor kopi Indonesia. Walaupun diperkirakan sedikit ada pertumbuhan ekspor kopi Indonesia ke negara-negara Eropa, Amerika Serikat, dan sebagainya, tapi menurun dari sisi harga.

Leman menyebut harga ekspor kopi jenis Arabica saat ini anjlok di bawah US$ 5 per kilogram, padahal harga normal bisa mencapai lebih dari itu. Di lain pihak, harga kopi robusta di pasar internasional jauh lebih rendah dari itu.

"Kondisi ekonomi global lagi sulit‎, harga semua komoditas lagi turun. Spending ditahan, jadi buat petani kalau mau ekspor mikir-mikir lagi. Mending dia jual di pasar lokal karena potensi di pasar domestik masih menjanjikan," ujar Leman.

Sebelumnya, Mirna meninggal setelah minum kopi Vietnam di restoran Grand Indonesia, Jakarta Pusat, Rabu, 6 Januari 2016. Mirna ngopi bersama 2 rekannya dalam rangka temu kangen. Setelah pesanan kopi Vietnam datang, Mirna langsung meminumnya. Baru beberapa seruput, tiba-tiba tubuhnya kejang-kejang.

Petugas restoran lalu membawa Mirna ke klinik yang ada di pusat perbelanjaan itu. Karena alat tidak memadai, Mirna lalu dibawa ke Rumah Sakit Abdi Waluyo, Menteng, Jakarta Pusat. Namun nyawanya tak tertolong lagi. (Fik/Gdn)**


**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.