Sukses

Ada Bom Sarinah, BI Jamin Kondisi Pasar keuangan Tetap Stabil

Tidak ada alasan pasar keuangan Indonesia terus melemah hanya karena masalah bom.

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) memastikan kondisi pasar keuangan di Indonesia tetap stabil meski di jantung ibukota negara DKI Jakarta tengah dilanda teror bom.

Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia, Juda Agung mengungkapkan, tidak ada alasan bagi pasar keuangan Indonesia terus melemah hanya karena masalah bom.

"Memang kalau di lihat di pasar valas sedikit bergejolak, tapi itu sifatnya hanya temporer saja," kata Juda di Gedung Bank Indonesia, Kamis (14/1/2016).

Demi menjaga stabilitas pasar keuangan, terutama megenai rupiah, BI siap dan selalu ada di pasar. "Tidak ada alasan pelemahan itu berlanjut, karena kondisi makro ekonomi, fundamental kita sangat bagus," paparnya.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah pada perdagangan saham Kamis pekan ini. Ada peristiwa ledakan terjadi di pusat kota Jakarta dinilai juga turut mempengaruhi pergerakan rupiah.

Mengutip data Bloomberg, Kamis (14/1/2016), rupiah dibuka melemah 22 poin ke level 13.857 per dolar AS dari penutupan perdagangan Rabu 13 Januari 2016 di level 13.835 per dolar AS.

Pada pukul 10.50, rupiah langsung tertekan ke level 13.910 per dolar AS. Padahal sebelumnya pukul 10.35, rupiah masih bergerak di kisaran 13.837 per dolar AS. Sepanjang Kamis siang ini di level 13.829-13.910 per dolar AS.

Sementara itu, kurs rerefensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), rupiah melemah ke level 13.877 per dolar AS dari posisi 13 Januari 2016 di level 13.861.

Analis PT Bank Woori Saudara Indonesia Tbk, Rully Nova menuturkan sentimen internal mendominasi pelemahan nilai tukar rupiah pada siang ini.

Ada ledakan bom terjadi di pusat kota Jakarta, Rully menilai hal itu dapat mempengaruhi persepsi pelaku pasar terhadap situasi politik dan keamanan di Indonesia.

"Faktor politik dan keamanan langsung mempengaruhi pergerakan rupiah. Ini mengkhawatirkan investor terhadap mata uang negara berkembang termasuk rupiah," ujar Rully, saat dihubungi Liputan6.com.

Ia menambahkan, rupiah masih akan tertekan hingga sore ini lantaran peristiwa tersebut. Rupiah kemungkinan masih berpeluang menguat asalkan pemerintah dapat bereaksi dengan tepat.

"Rupiah ini tergantung respons pemerintah untuk membantu penguatan rupiah," kata Rully.

Sementara itu, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga melemah 1,17 persen ke level 4.485,77. Seperti diketahui, dua ledakan keras terjadi di perempatan Sarinah sekitar pukul 10.40 WIB dan pukul 10.55 WIB. (Yas/Gdn)


**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.