Sukses


Pasokan Perkantoran Menjamur di Asia Pasifik pada 2016

Sektor perkantoran di Asia Pasifik bakal kembali booming pada 2016.

Liputan6.com, Jakarta - Sektor perkantoran di Asia Pasifik bakal marak pada 2016 menyusul pasokan baru yang banyak masuk ke pasar.

Hal ini akan memberikan para tenant banyak pilihan untuk melakukan ekspansi serta konsolidasi, seiring dengan intensifnya mereka memisahkan lokasi kantor front-office dan back-office. Demikian prediksi yang dirilis Colliers International yang dinukil Rumah.com seperti ditulis Minggu (17/1/2016).

"Para tenant multinasional akan terus memerhatikan sisi biaya. Untuk itu, mereka akan berhati-hati dalam menyeimbangkan pengelolaan biaya dengan efisiensi ruang ketika hendak menyewa ruang kantor," kata Sam Harvey-Jones, Managing Director of Occupier Services Colliers Asia.

Ia menuturkan, para tenant tersebut akan memiliki banyak pilihan. Ada ruang kantor Grade A baru seluas 110 juta kaki persegi (10,2 juta m²) yang akan selesai di 2016, di luar 100 juta kaki persegi (9,29 juta m²) ruang perkantoran yang diproyeksikan rampung di 2015.

Colliers memperkirakan sebanyak 70 persen dari total ruang perkantoran baru di Asia Pasifik berada di India dan China.

Ruang perkantoran kosong diprediksi  mencapai dua digit di kota-kota utama China seperti Shanghai, Shenzhen, dan Guangzhou. Tingkat kekosongan serupa juga akan terjadi di Chengdu dan di pasar utama India, seperti New Delhi, Mumbai, Chennai, dan Bengalaru.

Perkantoran front office akan tetap berada di kota-kota tersebut, sebaliknya pasokan ruang baru untuk back office akan banyak berada di pinggir kota.

Tren di sektor teknologi juga membentuk pasar tenant perkantoran di seluruh Asia. Colliers memprediksi akan ada banyak perusahaan teknologi yang tumbuh secara agresif dan mencari ruang perkantoran premium.

Praktik ecommerce lintas negara akan menjadi daya tarik yang luas biasa di 2016, dimana China dan India menjadi lokasi pertumbuhan utama.

Di sisi lain, offshoring (penggunaan produk atau servis dari mancanegara) dan outsourcing proses bisnis mengakibatkan peningkatan permintaan ruang custom di India dan di Filipina.

Colliers melihat India menargetkan perusahaan pengembang perangkat lunak dari luar negeri pada 2016. Sementara Filipina berhasil memosisikan diri sebagai pemasok utama call center berkat kemampuan warganya berbahasa Inggris yang mencapai 92,5 persen. (Anto E/Ahm)

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.