Sukses

Pria Tampan Bisa Sulit Dapat Pekerjaan

Menurut penelitian, penampilan yang menarik justru dapat menghambat peluang Anda meraih pekerjaan yang menonjolkan kompetisi atau persaingan

Liputan6.com, Jakarta Sudah bukan rahasia umum jika penampilan yang menarik dapat meningkatkan peluang seseorang dalam segala hal. Banyak penelitian yang menunjukkan penampilan yang menarik memiliki pengaruh terhadap perekrutan dan promosi.

Namun, penelitian terbaru dari UCL School of Management, London, Inggris bertentangan dengan temuan itu.

Menurut penelitian mereka, penampilan yang menarik justru dapat menghambat peluang meraih pekerjaan yang menonjolkan kompetisi atau persaingan.

Disebutkan dalam penelitian itu, pria tampan mungkin ditolak untuk pekerjaan yang mengutamakan persaingan tetapi mereka lebih disukai untuk peran yang membutuhkan kerja sama.

Melansir laman Emirates247.com, Minggu (17/1/2016) Penulis penelitan Sun Young Lee menemukan bahwa pria tampan dilihat sebagai lebih kompeten. Sehingga manajer di tempat kerja yang menonjolkan kerja sama seperti di departemen R & D mempekerjakan kandidat pria tampan.

Demikian pula, di tempat kerja dengan kinerja tim, manajer lebih memilih karyawan pria tampan, karena bisa mempercepat kesuksesan mereka sendiri.

Lain ceritanya jika peran kompetitif dibutuhkan seperti di departemen penjualan. Logika di balik alasan ini adalah bahwa ketampanan memberi sinyal kompetensi sehingga membuat pria tampan terlihat menjadi ancaman bagi rekan-rekan di masa depan.

"Jika pembuat keputusan berharap untuk bersaing, mereka lebih suka mendiskriminasi mereka," kata penulis studi tersebut.

Lee bersama dengan rekan-rekan penulis dari University of Maryland, London Business School, dan Insead, tidak menemukan efek yang sama bagi perempuan cantik.

Perempuan yang atraktif tidak dikaitkan dengan kompetensi. Itu karena stereotip fisik berinteraksi dengan stereotip gender.

"Manajer dipengaruhi oleh stereotip dan membuat keputusan perekrutan untuk melayani kepentingan diri mereka sendiri sehingga perusahaan mungkin tidak mendapatkan calon yang paling kompeten," kata Lee.

Semakin banyaknya perusahaan yang melibatkan karyawan dalam proses perekrutan, poin penting ini perlu perhatian. Kesadaran bahwa perekrutan dipengaruhi oleh hubungan kerja potensial dan kecenderungan stereotip dapat membantu perusahaan meningkatkan proses perekrutan mereka.

Misalnya, melibatkan perwakilan eksternal yang dapat meningkatkan hasil seleksi karena orang luar cenderung memberikan masukan yang lebih adil. Juga, jika perusahaan bisa membuat manajer lebih akuntabel dalam membuat keputusan, mereka akan kurang termotivasi untuk mengejar kepentingan pribadi dengan mengorbankan perusahaan. (Vna/Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.