Sukses

RI- Malaysia Saling Tukar Pasokan Listrik

Interkoneksi listrik dua negara ini terjadi pada 20 Januari pukul 14.26 WIB.

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia bersama Malaysia melalui perusahaan listrik negaranya masing-masing, PT PLN (Persero) dan SESCO melakukan kerjasama pertukaran pasokan listrik untuk memenuhi kebutuhan di wilayah perbatasan.

Manajer Senior Public Relation PT PLN Agung Murdifi mengatakan, k‎erjasama ini diwujudkan dalam penyambungan interkoneksi jaringan listrik Kalimantan barat–Serawak.

Interkoneksi listrik dua negara ini terjadi pada 20 Januari pukul 14.26 WIB, melalui Saluran Udara Tegangan Extra Tinggi (SUTET) 275 kilo Volt (kV) sirkit 1 antara Gardu Induk tegangan Ekstra Tinggi (GITET) Bengkayang dan GITET Mambong (SESCO Malaysia) setelah melalui beberapa rangkaian pengujian.

"Interkoneksi ini merujuk kepada perjanjian di dalam Power Exchange Agreement (PEA) di mana PLN Indonesia dan Sesco Malaysia sepakat untuk melakukan jual beli (ekspor-impor) tenaga listrik selama 25 tahun," kata Agung di Jakarta, Kamis (21/1/2016).

Dia menjelaskan, untuk 5 tahun pertama, Indonesia akan membeli listrik dari Malaysia sebesar 50 Mega Watt (Mw) saat Lewat Waktu Beban Puncak (LWBP) dan 230 Mw saat Waktu Beban Puncak (WBP). Sedangkan untuk 5 tahun berikutnya, PLN memungkinkan untuk menjual listrik ke Malaysia.

Pada tahap awal interkoneksi ini, SESCO Malaysia akan menyalurkan daya listrik sebesar 10 Mw dan secara bertahap akan naik menjadi 50 Mw sampai periode akhir Maret 2016. Untuk selanjutnya, Malaysia akan memasok 50 Mw saat LWBP dan 230 Mw saat WBP.

"Selain itu di dalam perjanjian PEA ini, PLN membangun SUTET 275 kV , serta 2 sirkit sepanjang 82 km dari GITET Bengkayang ke perbatasan di daerah serikin sehingga total panjang SUTET adalah 127 km," ungkap dia.

Agung menambahkan impor Listrik dari Malaysia ini merupakan bagian usaha PLN Kalbar dalam rangka mengatasi pemadaman yang sudah lama terjadi di Kalimantan Barat, khususnya di sistem Khatulistiwa dalam 2 tahun terakhir.

Saat ini, sistem kalbar mengalami defsit listrik sebesar 30 Mw, dengan Daya Mampu sebesar 240 Mw. “Dengan masuknya listrik Malaysia sebesar 50 Mw ini akan menutupi defisit listrik di Kalbar,” tutur Agung.

Menurut dia, PLN Kalbar juga tengah menunggu masuknya Pembangkit Listrik Tenaga Uap ( PLTU) Kalbar 1 berkapasitas 2x50 Mw, PLTU Kalbar 2 berkapasitas 2x27,5 Mw dan PLTU Kalbar 3 2x55 Mw yang sementara ini dalam proses pembangunan.

Jika semua PLTU dengan kapasitas 265 Mw telah beroperasi, tidak menutup kemungkinan Kalbar bisa ekspor listrik juga ke Serawak Malaysia melalui jaringan SUTET yang sama.

Import Listrik ini akan memperbaiki Fuel Mix PLN Wilayah Kalbar dengan potensi penghematan 3,5 miliar per hari. Serta akan memperbaiki BPP (Biaya Pokok Produksi) dari sebelumnya 2700 rp/kWh menjadi 1700 rp/kWh.(Pew/Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.