Sukses

Kembangkan Pariwisata di RI, Pemerintah Benahi Sanitasi

Pemerintah akan memperbaiki sistem sanitasi dan air minum di 10 destinasi pariwisata di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Sektor pariwisata menjadi salah satu prioritas pemerintah karena ditargetkan bisa mendorong pertumbuhan ekonomi. Salah satu program dari pemerintah untuk mendorong sektor pariwisata adalah memperbaiki sistem sanitasi dan air minum di 10 destinasi pariwisata. 

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuldjono menjelaskan, 10 tujuan wisata yang menjadi prioritas pemerintah saat ini adalah Labuan Bajo, Kepulauan Seribu, Danau Toba, Belitong, Candi Borobudur, Bromo, Raja Ampat, Pulau Morotai dan Tanjung Lesung.

Namun di beberapa beberapa daerah wisata tersebut ternyata masih ada beberapa sarana dan prasarana yang harus dibenahi. "Sanitasi pariwisata yang menjadi prioritas akan kami benahi secara keroyokan. Jadik program pembenahan sanitasi dan air minum,"ucapnya di Jakarta, Sabtu (23/01/2016).

Kementerian PUPR telah mengirimkan surat kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar program tersebut segera direalisasikan. Ia mengatakan, untuk Labuan Bajo, Flores, sangat membutuhkan air minum yang bersih.

"Jadi kalau yang langsung dari perintah presiden di Labuan Bajo, yang sudah saya sampaikan ke presiden kalau di sana kurang air minum dan sanitasi,"tambahnya.

Basuki juga meminta agar program sanitasi yang akan diberikan ke daerah memiliki kualitas baik. "Air minum dan sanitasi kami minta harus yang bagus. Jadi supaya turisnya juga lebih senang tinggal di sana,"ucapnya.

Program ini akan diwujudkan pada tahun ini. Pemeirntah tidak akan mengeluarkan dana yang besar untuk merealisasikannya. "Itu tahun ini, anggarannya tidak terlalu besar. Kalau masalah sanitasi dan air minum, programnya sudah ada. Jadi jika di PU pu programnya liter per detik, jadi bisa dilakukan dimana-mana,"tutupnya.

Sebelumnya, Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) juga yakin bahwa sektor pariwisata akan menjadi andalan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi pada tahun depan. Terlebih lagi, saat ini harga komoditas ekspor Indonesia tengah anjlok.

Ketua Umum Apindo Haryadi Sukamdani mengatakan, berdasarkan data Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), hingga saat ini Indonesia masih menjadi negara di Asia Tenggara yang mempunyai kamar hotel terbanyak.

Indonesia memiliki sekitar 270.500 kamar hotel. Sedangkan negara ASEAN lain, yang jumlah kamar hotelnya mendekati angka tersebut hanya Thailand mencapai 200 ribu kamar. Jika mampu dimanfaatkan dengan baik ketersediaan kamar hotel ini akan menjadi penunjang pengembangan sektor pariwisata.

"Indonesia jumlah kamarnya terbesar se-ASEAN. Kalau di Thailand hanya 200 ribu. Bahkan India di bawah kita jumlahnya,"


Menurutnya, Indonesia sebenarnya memiliki banyak potensi yang bisa dijadikan pendorong pertumbuhan ekonomi. Jika dulu Indonesia banyak bergantung pada ekspor komoditas mentah, maka sudah saat ini pemerintah fokus ke sektor lain yang punya potensi besar seperti pariwisata.

"Jadi selalu di dalam dunia ekonomi selalu ada titik kesimbangan baru. Jadi di satu sisi yang namanya komoditas sedang turun. Tapi di lain pihak ada sektor lain seperti pariwisata," kata dia.

Haryadi juga optimistis jumlah wisatawan yang datang ke Indonesia akan terus mengalami peningkatan. Oleh sebab itu, hotel-hotel di Indonesia diharapkan siap menampung peningkatan wisatawan tersebut, baik lokal maupun mancanegara. (Apr/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.