Sukses

Sentimen The Fed Dongkrak Harga Emas

Harga emas naik 0,2 persen menjadi US$ 1.100,56 per ounce di awal pekan ini.

Liputan6.com, Manila - Harga emas menguat di awal pekan ini seiring harapan kalau bank sentral Amerika Serikat (the Federal Reserve) memiliki kesempatan lebih sedikit untuk menaikkan suku bunga pada 2016. Hal itu mengingat ekonomi global yang goyah.

Sentimen itu menjadi pertanda baik untuk emas. Di pasar spot, harga emas naik 0,2 persen menjadi US$ 1.100,56 per ounce setelah menguat hampir 1 persen pada pekan lalu. Harga perak naik naik 0,6 persen menjadi US$ 14,09 per ounce dan paladium naik 1,2 persen menkadi US$ 500.

Sebelumnya harga emas telah turun lebih dari 10 persen setelah bank sentral Amerika Serikat (AS) menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya dalam hampir satu dekade pada Desember 2015.
Pada pekan ini, bank sentral AS melakukan pertemuan dan diharapkan suku bunga tetap pada kisaran 0,25-0,50 persen.

"Mengingat turbilensi di pasar keuangan, bank sentral AS mungkin tidak dapat menaikkan suku bunga terlalu banyak pada 2016," ujar Mark To, Kepala Riset Hong Kong's Wing Fung Financial Group seperti dilansir dari Reuters, Senin (25/1/2016).

Ia menambahkan, bila harga emas dapat bertahan di atas US$ 1.100 dalam beberapa hari mendatang maka mendorong sinyal kenaikan harga emas lebih lanjut. "Bahkan mungkin level US$ 1.200 dalam beberapa bulan mendatang," kata To.

Mengutip laporan www.fortisasiafutures.com, harga emas melemah tipis pada Jumat pekan lalu seiring reli di pasar minyak dan saham global semakin mengurangi minat investor di logam mulia.

Namun harga masih mampu mengakhiri pekan dengan penguatan seiring ekspektasi tidak ada kejutan dari pertemuan kebijakan moneter bank sentral AS pada pekan terakhir Januari 2016.

Perdagangan emas berbanding terbalik dengan perdagangan saham global dalam hampir sepanjang bulan ini seiring persepsi kerugian pasar saham akan meningkatkan daya tarik emas sebagai salah satu aset safe haven.

Sinyal kuat adanya stimulus tambahan dari bank sentral Eropa membebani Euro dan mengangkat valuasi dolar Amerika Serikat (AS). Ini juga jadi beban tambahan untuk emas. (Ahm/Igw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.