Sukses

Kereta Cepat Jakarta-Bandung Didesain Tahan Gempa

PT Kereta Cepat Indonesia Cina (KCIC) menyatakan pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung telah memperhitungkan kondisi tanah jalur tersebut

Liputan6.com, Jakarta - PT Kereta Cepat Indonesia Cina (KCIC) menyatakan pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung telah memperhitungkan kondisi tanah jalur tersebut.

Direktur Utama PT KCIC Hanggoro Budi Wiryawan menuturkan, kereta cepat Jakarta-Bandung melewati lima jalur patahan. Jalur patahan tersebut rawan akan gempa dan longsor.

"Kami memiliki peta, memang daerah Jawa dan Sumatera daerah gempa. Ini maping yang terjadi. Memang ada lima jalur patahan yang harus diwaspadai. Kami tahu Cipularang KM 92 ada patahan. Kereta cepat jalurnya dihindari jalur patahan tersebut. Dari lima patahan, tiga tidak aktif, dua aktif dan kami hindari itu," jelas dia ketika berada di kantor Liputan6, SCTV Tower, Jakarta, Minggu (31/1/2016).

Hanggoro juga menuturkan, pihaknya telah memasang sensor di sepanjang jalur untuk mengantisipasi gempa serta gerakan tanah sedini mungkin. "Kami melakukan teknologi safety indeks level 4, dan pasang banyak sensor untuk menditeksi pergerakan tanah dan gempa," ujar dia.

Dalam implementasinya, pihaknya menuturkan kereta cepat tersebut juga melakukan penyesuaian ketika terjadi pergerakan tanah dan gempa. Dengan teknologi yang ada, kereta akan berhenti namun tetap memperhitungkan keselamatan penumpang.

"Berhenti dalam kategori safety, tidak mungkin total 100 persen. Ada prosesnya pengereman. Begitu warning pengereman otomatis tetapi dalam kategori safety," tutur dia.

Di sisi lain, dia bilang pembangunan kereta cepat juga telah memperhitungkan aspek lingkungan termasuk di dalamnya masalah resapan air."Kami perlu luruskan bahwa Cikalong Wetan areal PT Perkebunan Nusantara VIII dari segi operasi kebun teh tidak memenuhi aspek ekonomi. Ini akan diusulkan jadi stasiun dan pengembangan kawasan. Tapi 30:70, dan 70 tetap dihijaukan,"tandas dia. (Amd/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini