Sukses

Keputusan Pengelolaan Blok Masela ke Pertamina Ada di Pemerintah

Kementerian ESDM menginginkan agar Pertamina ikut mengelola Blok Masela jika kontrak yang dimiliki Inpex dan Shell habis.

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) terus berupaya untuk mendapatkan jatah pengelolaan Blok Masela. Setelah tawarannya mendapatkan respons negatif dari Inpex Corporation yang saat ini menjadi pengelola blok tersebut, Pertamina berharap adanya campur tangan pemerintah untuk membantu perseroan masuk dalam pengelolaan blok yang berlokasi di wilayah Maluku ini.

Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto mengaku pihaknya tengah mengajukan persetujuan dari pemerintah, dalam hal ini Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) ‎untuk turut dalam pengelolaan Blok Masela paska kontrak pengelolaan yang dimiliki Inpex dan Shell habis pada 2028.

"Sudah kita ajukan ke Kementerian. Ke Inpex juga sudah pernah. Waktu itu respons dari Inpex adalah dia tiak melepas harganya," ujar Dwi di Jakarta, Senin (1/2/2016).

Dwi menyatakan, dengan demikian Pertamina kini tinggal menunggu keputusan dari pemerintah soal pengelolaan lapangan gas abadi tersebut.

"Jadi tinggal ke pemerintah. Kita lihat saat perpanjangan (kontrak). Mungkin saat itu‎ Pertamina bisa memperoleh sesuai ketentuan, minimum 10 persen (porsi pengelolaan) dari domestik," tandasnya.

‎Sebelumnya, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, I Gusti Nyoman Wiratmaja Puja mengatakan, Kementerian ESDM menginginkan agar Pertamina ikut mengelola Blok Masela jika kontrak yang dimiliki Inpex dan Shell habis.

Sesuai dengan Peraturan Menteri ESDM Nomor 15 Tahun 2015, Pertamina memang mendapat keistimewaan untuk bisa ikut mengelola blok yang masa kontraknya telah habis. Namun keistimewaan tersebut bisa didapat jika memang Pertamina meminta ke pemerintah.

Nantinya, pihak yang dipastikan bisa ikut mengelola Blok Masela adalah pemerintah daerah. Porsi kepemilikan pemerintah daerah mencapai 10 persen.

"Jadi dari 100 persen itu porsi pemdanya 10 persen. Porsinya yang diambil dari kedua perusahaan biasanya seimbang. Jadi Inpex kurang sebagian Shell kurang sebagian," kata Wirat.

Dia berharap, Inpex dan Shell bisa memberikan porsi kepada Pertamina setelah 2028. Pasalnya, Pertamina juga telah mengajak Inpex pada pengelolaan Blok Mahakam di Kalimantan. Blok tersebut akan dioperatori oleh Pertamina mulai 2018.

"Kita berharap seperti itu. Sharedown Pertamina di Blok Mahakam juga sharedown Pertamina di Blok Masela. Sekarang diskusi masih berjalan," tuturnya.

Hingga saat ini, Kementerian ESDM belum menerima surat dari Pertamina untuk terlibat dalam mengelola blok yang terletak di Laut Arafuru tersebut. "Kami belum menerima surat permintaan resmi dari Pertamina," pungkasnya.(Dny/Nrm)


* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.