Sukses

Ini Cara BKPM Gaet Investor Negara Timur Tengah

Realisasi investasi negara-negara Timur Tengah di Indonesia periode 2010-2015 tercatat Rp 6,7 triliun

Liputan6.com, Jakarta - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) membidik investor Timur Tengah sebagai salah satu sektor kawasan prioritas asal investasi.

Realisasi investasi negara-negara Timur Tengah di Indonesia periode 2010-2015 tercatat Rp 6,7 triliun atau setara dengan 11 persen dari komitmen yang diajukan dalam periode yang sama yang mencapai Rp 61,2 triliun.

Apabila dibandingkan dengan nilai total realisasi investasi 2015 sebesar, kontribusi Timur Tengah 1,2 persen. Salah satu langkah aktif yang dilakukan adalah dengan mengadakan Investor Forum, di Auditorium BKPM, Jakarta, Kamis (4/2/2016).

Kepala BKPM Franky Sibarani menyampaikan, BKPM telah menetapkan Timur Tengah sebagai salah satu kawasan prioritas dan akan terus mendorong realisasi dari komitmen yang telah masuk tersebut.

Dia menyebutkan potensi investasi dari Timur Tengah menurut data FDI Market rata-rata per tahun potensi outward investment mereka ke dunia sebesar US$ 25 miliar (Rp 347 triliun dengan kurs Rp 13.900).


“Realisasi investasi investor Timteng yang masuk ke Indonesia didominasi oleh Jordan dengan nilai mencapai Rp 2,2 triliun, sedangkan untuk komitmen investasi pada tahun 2015 ini, BKPM menerima komitmen investasi dari Iran dengan nilai mencapai Rp 51 triliun,” ujar Franky dalam keterangannya, Kamis (4/2/2016).

Menurut Franky, dari minimnya rasio investasi yang dicatatkan oleh investor Timteng tersebut, BKPM telah melakukan berbagai pendekatan. Di antaranya dengan menunjuk tim Marketing Officer yang khusus menangani investor di kawasan tersebut. Sebelumnya, tim yang ditunjuk harus menangani investor Korea Selatan dan Timur Tengah.

Meskipun masih terlalu dini untuk dievaluasi, namun pemisahan tersebut mulai menunjukkan hasil yang positif, ditandai dengan dua investor dari Saudi Arabia dan Uni Emirat Arab yang telah memanfaatkan layanan izin investasi tiga jam.

“Kami optimistis bahwa ke depan seiring dengan berbagai kemudahan dan perbaikan iklim investasi di Indonesia, maka investor-investor dari Timur Tengah akan terus meningkat secara signifikan,” ungkapnya.

Dalam kegiatan investor forum tersebut hadir pengusaha-pengusaha Timur Tengah yang telah menanamkan modalnya di Indonesia serta yang berminat untuk menanamkan modalnya di Indonesia, kemudian enam Duta Besar negara Timur Tengah di antaranya Aziria Abdelkader (Algeria), Valiollah Mohammadi (Iran), Abdullah Hasan Salih (Iraq), Walid Al Hadid (Jordan), Sadiq Mo Ben Sadik (Libya) dan Zekeriya Akcam (Turki).

Selain itu hadir pula 2 orang Acting Duta Besar yakni dari Libanon dan Syuriah. Selain itu, turut hadir Alwi Shihab Utusan Presiden untuk urusan Timur Tengah.

Selama ini negara-negara Timur Tengah masih berada di papan tengah daftar peringkat negara-negara yang menanamkan modalnya di Indonesia.

Apabila merujuk pada data rencana investasi yang dirilis BKPM periode Januari-Desember 2015, Iran menempati peringkat ke-8 dengan nilai rencana investasi Rp 50 triliun dan Yordania di peringkat ke-16 dengan nilai investasi Rp 3,3 triliun.

Lalu Uni Emirat Arab berada di peringkat-19 dengan nilai rencana investasi Rp 2,5 triliun, kemudian Saudi Arabia menempati peringkat ke-22 dengan nilai Rp 1,6 triliun baru diikuti oleh negara-negara Timur Tengah lainnya.

Timur Tengah merupakan salah satu prioritas pemasaran investasi BKPM pada tahun 2015 bersama Singapura, Jepang, Korea Selatan, Tiongkok, Amerika Serikat, Australia, Taiwan, Timur Tengah, Malaysia, dan Inggris.

Selain 10 negara prioritas tersebut pada 2016, BKPM menambahkan sembilan negara sebagai prioritas pemasaran investasi di antaranya Hong Kong, India, Thailand, Vietnam, Jerman, Belanda, Italia, Kanada, dan Rusia. (Yas/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini