Sukses

AS Terpukul, PHK di Januari Melonjak 218 Persen

Fenomena pemutusan hubungan kerja (PHK) hampir terjadi di seluruh belahan dunia di tengah ekonomi yang melambat.

Liputan6.com, Jakarta - Fenomena pemutusan hubungan kerja (PHK) hampir terjadi di seluruh belahan dunia di tengah ekonomi yang melambat, tak terkecuali di negara adidaya Amerika Serikat. PHK di Negeri Paman Sam ini naik 218 persen pada Januari 2016 dibanding Desember 2015.

Menurut perusahaan karier, Challenger Gray and Christmas, PHK paling banyak dialami oleh karyawan di sektor energi dan retail.

Secara total, dikabarkan ada 75.114 orang karyawan yang terkena PHK sepanjang Januari 2016. Lonjakan yang sangat tinggi jika dibandingkan Desember yang hanya berkisar di bawah 24 ribu orang.

Dilansir dari laman CNN Money, Jumat (5/2/2016), Walmart dan Macy's, dua perusahaan retail di AS menutup tokonya dan memberhentikan pekerjanya. Mereka tengah melakukan upaya keras untuk bersaing dengan kemunculan sistem belanja online yang berkembang pesat.

Walmart bakal menutup 269 toko di seluruh dunia dan secara otomatis akan membuat 10.000 orang kehilangan pekerjaannya.

Perusahaan energi AS juga mengalami problem yang sama. Pemicunya adalah karena pasokan yang melimpah, yang memaksa harga terus menurun dari US$ 100 per barel di 2014 ke level US$ 30 sekarang ini.

Beberapa perusahaan minyak sudah bangkrut. Mereka yang bertahan seperti Halliburton melakukan efisiensi biaya dan mengurangi jumlah pekerja.

Orang biasa hingga Wall Street memantau persoalan ini. Mereka adalah kunci bagaimana ekonomi AS bisa bergerak tahun ini. Mereka juga bisa mempengaruhi pemilu presiden AS.

Tingkat pengangguran sebenarnya kecil, tapi kebanyakan orang AS sangat khawatir dengan arah dari ekonomi sekarang ini, baik untuk mereka atau pun anak-anak mereka.

Sudah banyak bendera merah dikibarkan. Pertumbuhan secara dramatis melambat pada akhir tahun lalu. Sektor manufaktur sedang resesi, dan bahkan sektor penyedia listrik kehilangan momentum di Januari.

"Ekonomi AS melambat dan indeks layanan kemarin sangat jelas mengingatkan," ujar Chief Market Analyst di Lindssey Group di Fairfax, Virginia, Peter Boockvar. (Zul/Ndw)

Banyak ahli beranggapan ekonomi bakal melompat tahun ini. Namun itu tergantung dari konsumen AS menghabiskan uangnya untuk membeli mobil, pakaian, dan telepon seluler.

Setiap minggu, pemerintah melaporkan bagaimana orang AS mengajukan tunjangan berhenti kerja. Untuk beberapa tahun belakangan, jumlah klaim terbaru turun secara dramatis kala ekonomi membaik dari resesi.

Lebih dari yang dibayangkan, orang 285 ribu orang AS, mengisi pengajuan tunjangan pekan lalu. Pengamat memprediksi sekitar 275.000.

Bulan Januari sering menjadi bulan buruk bagi pekerjaan. Banyak pekerja yang diangkat pada musim libur akhir tahun, tapi akhirnya diberhentikan saat musim liburan sudah berakhir.

Pemangkasan pekerja di Januari 40 persen lebih buruk dari periode yang sama di 2015, menurut Challenger.

Di sisi lain, data resmi pemerintah AS menunjukkan penyerapan tenaga kerja pada Januari mencapai lebih dari 200 ribu. Itu menunjukkan ekonomi AS tetap bertahan di tengah perlambatan ekonomi yang ada di China, Eropa, dan negara lain di dunia. (Zul/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini