Sukses

Ren Jianxin, Pengusaha di Balik Akuisisi Terbesar oleh China

Perusahaan ChemChina menawarkan sekitar US$ 44 miliar untuk akuisisi Syngenta, perusahaan agribisnis terbesar Swiss.

Liputan6.com, Jakarta - Ren Jianxin melakukan sesuatu luar biasa setelah mengumumkan akuisisi terbesar yang pernah dilakukan perusahaan China.

Meski telah menjalankan perusahaan milik negara terbesar di China, bukan berarti Ren Jianxin akan bertemu wartawan. Bahkan setelah ChemChina membuat penawaran tunai sekitar US$ 44 miliar untuk Syngenta, perusahaan agribisnis terbesar Swiss.

Kurang dari setahun sebelumnya, ketika ChemChina membayar 7,3 miliar euro untuk Pirelli, Ren membutuhkan waktu satu minggu agar bertemu dengan media di kantor pusat perusahaannya di Beijing. Pada Maret 2015, ia bertemu wartawan dengan tenang, percaya diri dan cukup diam.

Ren memang belum seterkenal miliarder Wang Jianlin dari grup Dalian Wanda dan Jack Ma dari grup Alibaba. Akan tetapi, Ren adalah sosok terkenal dibalik rencana akuisisi terbesar yang dibuat perusahaan China.

Gayanya pun berbeda ketika ia mengumumkan untuk akuisisi Syngenta pada Rabu pekan lalu.  Ia begitu kelihatan ramah, dan bersikap beda kepada wartawan saat di markas Syngenta. Hal itu terkait rencana perusahaannya membeli Syngenta AG, perusahaan produsen pestisida dan benih.
Pembelian ChemChina tersebut akan memegang marjin terbesar untuk pembelian asing oleh perusahaan China.

Saat ini rekor tersebut dipegang oleh CNOOC, salah satu perusahaan minyak terkemuka. Ren, ayah dari satu putra ini dapat menjadi salah satu kebanggaan China untuk mendorong investasi negaranya dan jadi kebanggaan untuk membuka New Silk Road.

Sebelumnya Ren menawarkan saham Syngenta sekitar 449 franc swiss atau sekitar HK$ 3.450 per saham. Akan tetapi, penawaran itu ditolak. Kemudian, Ren menawarkan dengan harga 480 franc per saham.

Dia pun telah membentuk tim untuk membantu proses pembelian saham Syngenta. Tim tersebut antara lain Michael Koenig, mantan direktur Bayes AG dan Ze'ev Goldberg, mantan perwira Israrel dan bankir Lehman Brothers.

Bagi Ren, meski akuisisi perusahaan di luar negeri tetapi ia tetap mempertahankan kemandirian operasional. Ia suka memberitahu kepada manajemen para eksekutif di perusahaan sasarannya soal proses belajar. "Saya bos Anda, tetapi Anda guru saya," ujar Ren.

Dia juga berjanji untuk melindungi pekerjaan dan integritas merek perusahaan yang dibelinya. "Syngenta akan tetap Syngenta," kata dia.

Syngenta memiliki portofolio luas dari benih. Ini dapat membantu China untuk meningkatkan hasil panen yang jauh di bawah Amerika utara. Salah satu mantan eksekutif perusahaan agribisnis Eropa menyatakan ChemChina difokuskan untuk memiliki kekuatan meningkatkan produktivitas pertanian China. Ini juga untuk mengejar mandat dari pemerintah.

Presiden China Xi Jinping mendorong BUMN untuk mampu memproduksi barang bernilai tinggi. Selain itu membangun akses ke pasar luar negeri seiring ekonomi domestik yang melambat.

"Sepertinya mereka ini memiliki solusi untuk keamanan pangan. Oleh karena itu, pembelian Syngenta oleh Ren adalah kesepakatan besar untuk China," ujarnya.

Ren lahir dan dibesarkan di kota Lanzhou, salah satu kota di ujung timur "Old Silk Road". Ia lahir pada 1958, dan masuk dalam revolusi kebudayaan Mao Zedong. Seperti banyak pemuda di masa itu, ia "diturunkan" ke pedesaan sebagai remaja, dan memiliki pengalaman yang mengajarnya bagaimana untuk tahu apa yang diinginkan petani.

Setelah kematian Mao Zedong pada 1976, ia pun mendapatkan kesempatan untuk memperbaiki diri. Ia berprestasi dan lulus dari universitas Lanzhou. Ia pun bergabung dengan kementerian industri kimia.

Pada 1984, Ren meminjam 10.000 renminbi dari pemerintah untuk memulai sebuah perusahaan pembersih BlueStar Chemical Cleaning Group. Selama dua dekade berikutnya, perusahaan Ren mampu menggabungkan 100 Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Akhirnya, ia pun dikenal sebagai "raja merger" oleh media.

Pengalamannya membangun ChemChina dari bawah membuat dia menjadi seseorang langka di bidangnya. Ia seorang pengusaha sejati. Setelah grupnya resmi dibangun pada 2004, ia pun mulai mengakuisisi di luar negeri terutama perusahaan kimia dan perkebunan di Australia, Prancis dan Israel.

"Ren adalah seorang visioner. Dia memiliki koneksi dan tahu bagaimana untuk menarik," ujar salah satu eksekutif yang dekat dengannya, seperti dikutip dari laman Financial Times, Senin (8/2/2016).

ChemChina yang menjadi perusahaan kimia terbesar di China memiliki aset sekitar 292,30 miliar yuan pada 30 September. Fasilitasnya pun terdapat di lebih dari 140 negara. Akan tetapi, aksi akuisisi Syngenta ini juga mendapat sorotan mengingat utang ChemChina juga sangat besar mencapai 156,50 miliar yuan, atau lebih dari lima kali dari kas .(Ahm/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini