Sukses

Minyak Dunia Turun Mendekati Level Terendah Dalam 12 Tahun

Harga minyak turun untuk sesi keempat pada hari Selasa dan mendekati level terendah dalam 12,5 tahun pada bulan lalu

Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak turun untuk sesi keempat pada hari Selasa dan mendekati level terendah dalam 12,5 tahun seperti bulan lalu. Harga minyak turun menyusul perkiraan permintaan yang lemah dari pemerintah Amerika Serikat, dan pengawas energi. Sementara ekuitas yang lemah juga menekan harga.

"Ada kemungkinan banyak lindung nilai yang dilakukan oleh produsen saat ini dan menjual minyak pada apa pun harga rendah yang mereka bisa," kata Scott Shelton, broker dan komoditas spesialis dengan ICAP di Durham, North Carolina dilansir dari reuters, Rabu (10/2/2016).

"Ini sangat sulit bagi siapa pun untuk menjadi positif pada pasar ini dengan jenis data yang telah keluar."

 

Minyak mentah Brent turun US$ 2,56 atau 7,8 persen dan menetap di level US$ 30,32 per barel. Ini adalah penurunan terbesar dalam satu hari untuk Brent sejak 1 September

Minyak mentah AS juga jatuh US$ 1,75, atau 5,9 persen, menjadi US$ 27,94.

Bahan bakar minyak berjangka AS RBc1 turun 6 persen dan HOc1 minyak pemanas turun hampir 7 persen.

Harga berada di bawah tekanan sepanjang sesi, tapi memukul terendah intraday setelah pemerintah AS dalam hal ini Administrasi Informasi Energi menurunkan proyeksi pertumbuhan permintaan minyak untuk dua tahun ke depan.

Investor biasanya tidak memantau laporan triwulanan begitu sering. Tapi fakta bahwa itu memicu penjualan mencerminkan ada kekhawatiran yang mendalam di pasar minyak mentah.

Ini terjadi hanya beberapa jam setelah Badan Energi Internasional (IEA) yang berbasis di Paris memperingatkan dunia bahwa pasokan minyak akan tetap tinggi, karena penurunan output AS tengah mengambil momentum dan OPEC sepertinya tidak akan memangkas kesepakatan dengan produsen lain untuk mengurangi pasokan.

Minyak mentah AS menetap di bawah US$ 30 per barel sementara bensin jatuh ke posisi terendah 2008 menjelang data persediaan mingguan diperkirakan menunjukkan stok minyak mentah dan bensin tumbuh ke rekor tertinggi.

Kelemahan di pasar ekuitas juga menekan minyak. Indeks S & P 500 di Wall Street .SPX turun sebagian besar hari, pulih sebelum minyak menetap di perdagangan New York.

Stok minyak mentah AS kemungkinan naik 3,6 juta barel dalam pekan yang berakhir 5 Februari. (Zul/Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.