Sukses

Bali Clean Energy Forum Raup Kontrak Energi Baru Rp 47 Triliun

Indonesia dapat mencapai porsi pemakaian energi baru dan terbarukan sebesar 41 persen dengan bantuan internasional.

Liputan6.com, Jakarta - Penyelenggaraan Bali Clean Energy Forum (BCEF) selama dua hari, 11-12 Februari 2016 optimistis ‎dapat menjaring proyek energi terbarukan di Indonesia dengan nilai Rp 47 triliun. Penyerapan tenaga kerja yang bisa dihasilkan dari kontrak tersebut mencapai 18 ribu orang.

Menteri Energi dan ‎Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said mengungkapkan, Indonesia berkomitmen menggunakan energi baru dan terbarukan sebesar 25 persen pada 2025. Namun apabila dengan bantuan internasional, Indonesia bisa mencapai porsi yang lebih tinggi sebesar 41 persen.

"Ini menjadi milestone buat kami dan seluruh dunia, karena kami sepakat sekuat apapun tidak akan mampu memenuhi energinya sendiri. Jadi kolaborasi dan berbagi pengalaman sangat penting‎ untuk mengatasi permasalahan hidup di sektor energi," ujar Sudirman sebelum Pembukaan Bali Clean Energy Forum di Nusa Dua Convention Center, Bali, Kamis (11/2/2016).

Sudirman menjelaskan, sebanyak 1.200 lebih peserta hadir dalam forum internasional tersebut. Acara ini, diyakininya, akan dipenuhi dengan penandatanganan kerja sama atau kontrak dengan nilai cukup besar, yakni senilai Rp 47 triliun dengan jumlah penyerapan tenaga kerja lebih dari 18 ribu pekerja dalam proses pembangunan energi terbarukan. 

"IEA punya belasan ribu periset ahli, dan akan mem-back up Indonesia sepenuhnya untuk membangun energi baru dan terbarukan," ujar dia.

Direktur Eksekutif IEA, Fatih Birol mengungkapkan, Bali Clean Energy Forum merupakan langkah konkret Indonesia sebagai tindak lanjut komitmen di Paris beberapa waktu lalu. RI, Ia menuturkan, sangat pro aktif menyuarakan energi terbarukan sebagai masa depan energi dunia.

"Energi terbarukan saat ini lebih menarik karena sudah menjadi bahan bakar yang utama, mainstream. Jadi kami siap mendukung Indonesia mengembangkan energi terbarukan, demi kemakmuran rakyat," ucap Fatih.

‎Program Indonesia Terang

Indonesia menunjuk 6 provinsi menjadi proyek pilot pengembangan energi terbarukan dalam program Indonesia Terang, antara lain Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), Maluku, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat. Bali, sambungnya juga menjadi contoh pengembangan energi terbarukan.

"Program Indonesia Terang akan kami luncurkan segera, sebanyak 6 Gubernur bekerja bersama kita. Sebanyak 60 persen desa gelap ada di 6 propinsi dan itu jadi kewajiban kita untuk elektrifikasi. Ini sangat penting karena 60 persen desa itu hanya bisa dilistriki dengan sumber energi terbarukan mengingat letaknya di wilayah terpencil," jelas Sudirman.

Dalam kesempatan ini, diselenggarakan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Direktur Utama PT Medco Inti Dinamika (Medco Group) Hilmi Panigoro dengan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X, Kepala BPPT Unggul Priyanto dan Direktur Utamaa PT Len Industri (Persero) Abraham Mose.

"Kami menggandeng BPPT dan LEN, untuk mewujudkan Yogyakarta sebagai pusat unggulan pembangkit listrik tenaga surya di Indonesia," kata Hilmi. (Fik/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini