Sukses

Menteri ESDM Sebut RI Bisa Terperangkap Energi Murah

Pada pertengahan 2014, harga minyak masih bertengger US$ 110 per barel.

Liputan6.com, Jakarta - Negara produsen minyak sedang menjadi korban dari jatuhnya harga minyak dunia. Indonesia harus segera keluar dari ketergantungan pada energi fosil atau bahan bakar minyak (BBM) jika tidak ingin terus terperangkap pada energi murah ini.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said saat sambutan Bali Clean Energy Forum mengungkapkan, Indonesia ingin menyerukan pada dunia bahwa transformasi dari energi fosil ke energi bersih harus serius dijalankan.

Menurutnya, harga minyak dunia terus turun dan berakibat 'memakan' korban terutama negara-negara yang mengandalkan minyak bumi sebagai ekspor utama.

"Selama ini kita meninggalkan energi bersih. Kita bisa mengandalkan sebagai ganti ketergantungan pada fosil. Kalau tidak hati-hati dalam situasi energi murah, kita bisa terperangkap kebijakan energi yang berisiko terlalu besar karena ketergantungan itu," ucap Sudirman di Nusa Dua Convention Center, Bali, Kamis (11/2/2016).

Indonesia, katanya, mendapatkan manfaat dan keuntungan dari bergabungnya kembali ke Organization of Petreleoum Exporting Countries (OPEC) dan International Energy Agency (IEA). "Kita bisa mendiskusikan masalah bersama, di mana tidak ada negara yang mampu memenuhi energinya sendirian," jelas Sudirman.

Lebih jauh diakuinya, Indonesia dan negara lain sedang mencari titik keseimbangan dalam pengembangan energi baru dan terbarukan di tengah keterpurukan harga minyak dunia. Energi fosil, Sudirman bilang, mulai terbatas sehingga perlu energi alternatif selain BBM.

"Kita ingin menggenjot penggunaan energi terbarukan menjadi 23 persen di 2025. Salah satunya dengan kontrak yang ditandatangani hari ini senilai Rp 47,2 triliun guna membangun pembangkit listrik tenaga surya, panas bumi dan lainnya," tukas Sudirman.

Untuk diketahui, harga minyak terus tergerus. Pada pertengahan 2014, harga minyak masih bertengger US$ 110 per barel, namun sekarang harga minyak merosot hingga mendekati level terendah dalam 12,5 tahun. 

Pada perdagangan kemarin,  harga minyak mentah acuan Amerika Serikat (AS) susut 15 sen menjadi US$ 27,79 per barel setelah melemah ke level US$ 27,39. Harga minyak mentah Brent naik lebih dari US$ 1 ke level US$ 31,90. (Fik/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.