Sukses

Saham Perbankan Tekan Bursa AS

Selama sesi perdagangan, saham keuangan terus mendekati posisi terendah.

Liputan6.com, New York - Penurunan saham perbankan membawa Bursa Amerika Serikat (AS) jatuh pada penutupan perdagangan Kamis (Jumat pagi waktu Jakarta), di tengah kekhawatiran jika pelambatan ekonomi global akan menekan suku bunga turun.

Sedangkan saham energi sedikit memberikan dorongan di pasar, dipicu laporan tentang kemungkinan kesediaan OPEC untuk memotong produksi minyaknya. 

Melansir laman Reuters, indeks Dow Jones industrial average turun 185,05 poin atau 1,16 persen menjadi 15.729,69 poin.

Sementara indeks S&P 500 kehilangan 13,9 poin atau 0,75 persen ke posisi 1.837,96 poin dan Nasdaq Composite bertambah 6,43 poin atau 0,15 persen menjadi 4.290,02 poin.

Indeks S&P 500 sempat menyentuh level terendah dalam dua tahun sebelum memantul kembali. Ini setelah adanya laporan jika OPEC siap bekerja sama untuk mengurangi produksi minyak.

Selama sesi perdagangan, saham keuangan terus mendekati posisi terendah dan berada di jalur membukukan kerugian harian terbesar dalam lima bulan.

"Ada ketakutan besar dari sektor perbankan," kata Kepala Investasi Wells Capital Management Jim Paulsen di Minneapolis.

Baca Juga

Bank of America (BAC.N) menjadi salah satu saham bank dengan kinerja terburuk. Saham bank ini turun 7,2 persen menjadi US$ 11,11.

Penurunan saham perbankan membuat investor khawatir suku bunga yang digunakan untuk memacu pertumbuhan ekonomi saat ini merupakan bagian dari masalah daripada solusi.

Paulsen mengatakan investor memilih lari ke aset aman seperti obligasi dan emas. Alhasil, harga emas di pasar spot melonjak 4,3 persen, berada di jalur untuk menuai keuntungan harian terbesar sejak Juni 2012. 

Selain bank, saham lain dengan kinerja buruk adalah Boeing (BA.N) yang anjlok 7 persen menjadi US$ 108,19. Hal ini dipicu laporan jika regulator sedang menyelidiki kondisi akuntansi perusahaan pembuat pesawat ini.

Sementara Cisco (CSCO.O) mendorong naik saham teknologi dengan kenaikan 10,4 persen menjadi US$ 24,87, setelah perusahaan melaporkan perolehan laba lebih besar dari perkiraan.(Nrm/Igw)




* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.