Sukses

Menteri ESDM akan Perjuangkan Pengembangan Energi Terbarukan

Pemerintah juga mereformasi subsidi energi untuk mengejar pembangunan infrastruktur yang sudah tertinggal.

Liputan6.com, Nusa Dua - Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan akan tetap membangun dan mengembangkan energi terbarukan sebagai masa depan ketahanan energi nasional.

Ini demi demi mengurangi impor bahan bakar minyak (BBM) yang mencapai 700 ribu-800 ribu barel per hari.

Menteri ESDM Sudirman Said mengungkapkan, pemerintah konsisten membangun transportasi massal guna menghemat energi. Pemerintah pun mereformasi subsidi energi untuk mengejar pembangunan infrastruktur yang sudah tertinggal.

"Di bidang energi, impor BBM kita 700 ribu-800 ribu barel per hari. Bukan rakyat yang menikmati tapi importir. Padahal kedaulatan energi kita ada di energi terbarukan yang selama ini kita abaikan," jelas dia di Nusa Dua Convention Center, Bali, Jumat (12/2/2016).


Menyadari hal tersebut, lanjut Sudirman, pemerintah ingin menata ulang seluruh kebijakan energi yang sesuai dengan potensi Indonesia. Mulai dari kekayaan sumber daya air, panas bumi, angin sebagai sumber energi alternatif.

"Jika kita berhasil menekan impor BBM dengan konversi ke energi terbarukan, maka di mana mendatang kita bisa mencapai kedaulatan sejati di bidang energi," dia menambahkan.

Sejak dilantik pada Oktober 2014, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai Menteri ESDM Sudirman berjanji bahwa pengembangan EBTKE di Indonesia bukan melulu menjadi lampiran, tapi energi yang harus diutamakan.

Upaya pemerintah memperkuat pengembangan EBTKE di Tanah Air lewat aturan yang mewajibkan PT PLN (Persero) membeli listrik dari pembangkit listrik energi terbarukan, membentuk badan khusus dan lainnya.

"Penyakit dari masyarakat soal EBTKE memang keraguan, apalagi saat harga minyak dunia turun. Pemerintah tidak akan looking back susahnya bangun EBTKE, tapi kalau sudah pada titiknya, maka pembangunan EBTKE akan berlanjut," jelas dia. (Fik/Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini