Sukses

Konversi Elpiji, Pertamina Selamatkan Uang Negara Rp 197 Triliun

Pertamina memproyeksikan konsumsi Elpiji 3 Kg sebesar 6,6 juta metrik ton pada 2016.

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) dapat menyelamatkan uang negara sekitar Rp 197,05 triliun ‎atas program konversi minyak tanah ke elpiji 3 Kilo gram (Kg) yang berlangsung sejak 2007.

Vice President Corporate Communication PT Pertamina Wianda Pusponegoro mengatakan, PT Pertamina telah mendistribusikan 57,19 juta paket hanya dalam waktu sembilan tahun program berjalan. Pihaknya juga mengubah pola konsumsi energi masyarakat secara masif dari semula minyak tanah ke Elpiji 3 kg.

"Program konversi minyak tanah ke Elpiji 3 kg tergolong sukses dalam waktu cepat. Bahkan, program tersebut telah menjadi contoh bagi negara-negara lainnya," kata Wianda, di kawasan MH Thamrin, Jakarta, Jumat (12/2/2016).

Wianda mengungkapkan, sukses utama dari program tersebut adalah menekan subsidi BBM terutama dari minyak tanah. Secara akumulatif, penghematan subsidi mencapai Rp 197 triliun sejak program konversi minyak tanah pertama kali digulirkan.

 

Hal itu ditunjukkan dari konsumsi minyak tanah turun dari 9,85 juta Kilo Liter (KL) menjadi hanya 850 ribu KL. Konsumsi minyak tanah itu di antaranya digunakan untuk Usaha Kecil Menengah dan masyarakat di daerah yang belum terkonversi‎.

‎"Program ini juga mendorong kemajuan industri tabung elpiji dan membuka lapangan kerja, di mana hingga saat ini sebanyak 89 juta tabung elpiji 3 kg beredar di masyarakat," tutur dia.

Saat ini konversi telah dilakukan di seluruh Indonesia, kecuali Nusa Tenggara Timur (NTT), Maluku, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat berikut pulau-pulau kecil yang sulit untuk dikonversi karena keterbatasan infrastruktur dasar. Saat ini, terdapat 3.250 agen dan 128.044 pangkalan Elpiji 3 kg yang tersebar hingga pelosok.

"Saat ini Pertamina fokus dalam upaya penyediaan Elpiji kepada masyarakat yang terus mengalami pertumbuhan dari tahun ke tahun," kata dia.

Pertamina memproyeksikan konsumsi Elpiji 3 kg sebesar 6,6 juta metrik ton pada 2016. Angka itu meningkat dibandingkan dengan realisasi permintaan pada tahun lalu sebesar 5,57 juta metrik ton. (Pew/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini