Sukses

Peninjauan Kembali Harga BBM Bakal Dilakukan pada Maret

Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) berkukuh tidak akan menurunkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) pada Februari ini.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) berkukuh tidak akan menurunkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) pada Februari ini. Padahal, harga minyak dunia mengalami penurunan yang cukup dalam dan nilai tukar rupiah terus menguat. 

Direktur Pembinaan Program Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM‎ Agus Cahyono mengatakan, pemerintah telah melakukan metode baru dalam penetapan harga BBM. Metode baru tersebut dengan menetapkan waktu perubahan setiap 3 bulan atau 6 bulan sekali.

"Saat itu kami dengan DPR memutuskan bahwa evaluasi harga BBM yang tepat adalah setiap 3 bulan atau 6 bulan," kata Agus, dalam sebuah diskusi di Gedung Dewan Pers, Jakarta, Minggu (14/2/2016).

Menurut Agus, meski saat ini kondisi harga minyak jatuh, pemerintah masih tetap konsisten dalam menetapkan waktu perubahan harga Premium dan Solar tersebut.

"Kalau kapan harga BBMturun, kami tetapkan akhir Maret untuk April. Kami konsisten untuk menetapkan harga BBM tiga bulan ke depan‎," tuturnya.

Agus mengungkapkan, jika perubahan dilakukan setiap bulan, maka industri atau sektor riil terlalu cepat untuk menyesuaikan. Untuk diketahui, perubahan harga BBM baru dilakukan pada Januari 2015, dengan menurunnya harga Premium dan Solar.‎

"Dengan perubahan yg begitu signifikan dan cepat, banyak pihak yang bilang terlalu cepat 1 bulan. Kita lihat 3 bulan untuk sesuaikan dan faktor apa perkembangan harga BBM ini," jelas dia.

Harga minyak memang terus tergerus. Pada pertengahan 2014, harga minyak masih bertengger US$ 110 per barel, namun sekarang harga minyak merosot hingga mendekati level terendah dalam 12,5 tahun. Pada pekan ini, harga minyak mentah Brent berada di ksiaran US$ 30,32 per barel.

Sedangkan untuk nilai tukar rupiah pada pekan ini terus berada di kisaran 13.500 per dolar AS. Jika dihitung sejak awal tahun, rupiah mampu menguat 2,15 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di level 13.471 per dolar AS pada Jumat, 12 Februari 2016 kemarin. Melemah jika dibandingkan dengan perdagangan sehari sebelumnya yang ada di angka 13.369 per dolar AS. (Pew/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.