Sukses

Waktu Tepat Berhenti Beri Uang pada Anak

Banyak orang tua yang masih terus memberi dukungan materil pada anak hingga dewasa. Hal ini justru dapat berampak buruk bagi anak.

Liputan6.com, Jakarta - Setiap orang tua pasti selalu ingin memberi hal terbaik bagi anaknya. Salah satunya adalah dukungan keuangan.

Namun seiring berjalannya waktu, anak pun akan terus tumbuh menjadi pribadi dewasa yang nantinya dapat menyokong kehidupannya sendiri.

Akan tetapi banyak orang tua yang masih terus memberi dukungan keuangan pada anak hingga dewasa. Hal ini justru dapat berampak buruk bagi kemampuan finansialnya nanti.

Lalu kapan waktu yang tepat bagi orang tua untuk berhenti memberi uang pada anak?. Berikut penjelasannya mengutip Business Insider, Senin (22/2/2016):

1. Ketika kondisi finansial tidak stabil

Jika kondisi finansial di keluarga sedang tidak stabil maka baik bagi Anda untuk berhenti menyokong keuangan anak terlebih dahulu. Hal ini bisa dicermati ketika Anda sulit untuk membayar tagihan-tagihan penting di luar kebutuhan si anak.

2. Anak punya pekerjaan tetap

Jika anak Anda sudah memiliki pekerjaan tetap yang dapat menyokong kehidupan pribadinya, maka ini saat yang tepat untuk mulai mengurangi suntikan keuangan kepada mereka.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Lainnya

3. Selalu membantu anak di setiap kondisi

Ada kalanya anak dihadapkan pada kondisi keuangan yang harus mampu mereka selesaikan. Banyak dari mereka yang akhirnya memilih untuk meminta bantuan dari orang tua agar mampu mendapat jalan keluar yang cepat. Padahal, hal ini bisa menjadi stimulus buruk bagi perkembangan mereka.

Tidak ada salahnya untuk membantu anak apabila mereka memiliki masalah keuangan. Namun, Anda tetap harus jeli melihat kondisi.

Cobalah untuk menempatkan diri di situasi yang benar-benar penting dan memerlukan bantuan. Sehingga nantinya sang anak dapat mencoba untuk memecahkan permasalahannya sendiri.

4. Kemampuan finansial anak buruk

Terus menerus menyokong keuangan anak akhirnya dapat berdampak buruk. Salah satunya adalah sang anak yang akhirnya sulit untuk mengatur keuangan yang dimiliki.

Ajarkan anak perbedaan antara “perlu” dan “ingin”. Jika dia masih bisa menggantikan barang yang dia mau dengan yang lebih murah, atau dengan yang serupa, maka dia tidak perlu membeli barang tersebut. Ini merupakan satu pelajaran keuangan yang penting. (vna/nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini