Sukses

Indonesia-UK Kaji Peningkatan Kerja Sama Maritim

United Kingdom menjadi mitra strategis Indonesia di Benua Eropa‎ terutama dalam hal ekspor produk hasil laut.

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia meninjau peningkatan kerjasama di sektor kemaritiman dengan United Kingdom (UK). Demi merealisasikan hal itu, kedua negara saat ini tengah melakukan workshop untuk menggali berbagai potensi masing-masing negara. UK sendiri terdiri dari Inggris, Scotlandia, Wales dan Irlandia Utara.

Deputi Bidang Kedaulatan Maritim Kementerian Koordinator Maritim dan Sumber Daya Arif Havas Oegroseno mengungkapkan, kajian kerjasama ini sebagai implementasi dari komitmen ke dua negara yang disepakati pada pertengahan 2015, yang berjudul Memorandum Saling Pengertian (MSP).

‎"Misalnya perikanan kita bisa bertukar pikiran dengan Inggris mengenai masalah budidaya ikan, terkait perikanan tangkap, dan akses pasar Indonesia ke UK, masih banyak hal lain yang menjadi potensi," kata dia di Hotel Le Meridien, Jakarta, Senin (22/2/2016).

‎Dikatakan Havas, UK merupakan salah satu negara dunia yang memiliki pengetahuan dan pengalaman bidang kemaritiman, diantaranya ilmu pengetahuan dan teknologi, perkapalan, pelabuhan, budaya maritim, diplomasi maritim dan penginderaan jarak jauh. Beberapa hal itu yang dicantumkan dalam MSP kedua negara.

Havas menambahkan UK menjadi mitra strategis Indonesia di Benua Eropa‎ terutama dalam hal ekspor produk hasil laut. Salah satu produk yang terkenal di UK diantaranya udang dan rumput lau.

"Pasar seafood terbesar di eropa itu ya di UK ini, jadi kita akan coba perkuat pasar lagi dengan adanya kerjasama ini nantinya," terangnya.

Sementara itu di kesempatan yang sama Rear Admiral Tom Karsten, CEO CEFAS‎, salah satu lembaga riset ternama di UK mengungkapkan banyak beberapa hal yang menjadi potensi UK untuk juga bekerjasama dengan Indonesia.

Tom sendiri menyebutkan salah satu hal yang patut ditindaklanjuti adalah pembuatan kapal. Secara tekhnologi Inggris memiliki berbagai kemajuan, hanya saja di sana harga plat baja sebagai bahan baku kapal itu cukup mahal.

"Bisa saja nanti kita bangun tekhnologi di UK, tapi nanti pembatan fisik di Indonesia, ini cukup bagus," kata dia. (Yas/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini