Sukses

RI Kalah dari Timor Leste Soal Dana Ketahanan Energi

Pemerintah masih terus menggodok ketentuan pungutan dana ketahanan energi (DKE).

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah masih terus menggodok ketentuan pungutan dana ketahanan energi (DKE). Pungutan yang harusnya akan diterapkan mulai awal tahun ini ditunda atas instruksi Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said mengatakan, rencana pemerintah untuk melakukan pengutan ini terus berjalan. Sebab, payung hukum terkait DKE sebenarnya sudah ada dalam Undang-Undang (UU) Nomor 30 Tahun 2007 tentang Energi.

"Secara sederhana, dalam UU sudah diamanatkan untuk dana energi fosil. Jadi ini bukan suatu yang baru, tetapi selama ini diabaikan," ujarnya di Jakarta, Sabtu (27/2/2016).

Dia menjelaskan, melalui dana ini nantinya akan digunakan untuk membangun energi baru dan terbarukan di dalam negeri. Sejumlah negara terbukti berhasil membangun energi baru terbarukan dari keberadaan dana ini.



Sudirman mencontohkan negara tetangga Indonesia, yaitu Timor Leste. Bahkan menurutnya Indonesia sudah tertinggal dibandingkan Timor Leste dalam hal ini. Negara yang dipimpin oleh Perdana Menteri Rui Maria de Arauho tersebut telah berhasil mengumpulkan DKE sebesar Rp 17 triliun.

"Kita dengan Timor Leste saja tertinggal. Timor Leste itu memupuk dana yang namanya Petroleum Fund, itu sudah lama, sudah sampai Rp 17 triliun. Mereka gunakan hasil penjualan minyaknya bukan untuk dikonsumsi APBN tetapi disimpan, kemudian hasil investasinya yang digunakan untuk membangun energi baru terbarukan," jelasnya.

Selain Timor Leste, Malaysia juga telah menerapkan pungutan DKE. Negeri Jiran tersebut memungut dana dari penggunaan listrik yang dikonsumsi oleh rumah tangga.

"Malaysia sebut dananya renewable energy fund. Setiap listrik yang dipasang untuk rumah tangga tertentu katakan dengan watt 450 kwh-900 kwh itu dipungut 2 persen. Itu ditaruh dalam fund, digunakan untuk membangun energi baru terbarukan," kata dia.

Hal yang sama juga dilakukan oleh Norwegia. Menurut Sudirman, meski negara tersebut kaya akan minyak bumi, namun pemerintah dan masyarakatnya telah memiliki kesadaran untuk membangun sumber energi alternatif sebagai pengganti energi fosil.

"Norwegia meski kaya minyak tapi sebagian besar energinya dari energi baru terbarukan. Jadi ada yg disebut Energy Fund, ada yang Petroleum Fund. Ini contoh-contoh yang sudah berjalan dan bisa kita contoh," tandasnya.(Dny/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini