Sukses

Menteri Marwan Sambangi Desa Penghasil Sabun Cair di Banten

Menteri Marwan melakukan kunjungan kerja ke kecamatan cikeusal, serang Banten, Rabu, (2/3/2016)‎.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal danTransmigrasi Marwan Jafar melakukan kunjungan kerja ke kecamatan cikeusal, serang Banten, Rabu, (2/3/2016)‎. Kedatangan Marwan ke desa tersebut untuk memantau usaha bersama komunitas yang dilakukan oleh warga 3 desa yaitu desa Sukaratu, Sukaraja dan Sukamaju yang memproduksi sabun pembersih cair.

Dalam kunjungan tersebut, Menteri Marwan singgah di lokasi yang menjadi markas kelompok Usaha Bersama Komunitas dengan nama Raja Ratu Maju. Di tempat tersebut, Marwan Jafar dialog dengan ketua Usaha bersama Komunitas R2M.

Pertemuan ini menjadi ajangcurhat ketuaUBK mengenai usaha yang dikelolanya mulai dari mesin rusak, tidak adanya tenaga pendamping sampai pemasaran produksinya seperti sabun cuci baju cair, pewangi dan sabun cuci piring cair yang ternyata masih kurang diminati warganya. "Padahal kualitas produknya tidak kalah dengan merek serupa di pasaran.

Menurut Marwan, pengembangan usaha tersebut dapat terus diberdayakan, terlebih penghasilan yang diraih dapat menghidupkan perekonomian di wilayah desa tersebut. "Disini mereka dapat memproduksi dalam sebulan 293 botol deterjen atau sabun pembersih. Dan penghasilannya pe rbulan Rp 3 juta," kata Marwan seperti dikutip dari keterangan tertulis, Rabu (2/3/2016).

Marwan pun berjanji, akan mengupayakan penambahan kelompok-kelompok usaha bersama seperti yang ada di Banten dan bekerjasama dengan pemerintah daerah untuk melakukan pembimbingan usaha agar semakin produktif. "Akan kerjasama dengan pemerintah daerah terutama mengenai ijin produksi dan pemasaran," kata dia.

Usai melihat produksi pembuatan sabun cair di Usaha Bersama Komunitas R2M di kecamatan cikeusal serang banten. Politisi PKB itu juga melihat pembangunan jalan di desa sukaratu. Jalan desa yang dibangun dari dana desa tersebut sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat sekitar.

"Karena sebelum dibangun jalan desa masyarakat desa sangat kesulitan keluar desanya terutama jika musim hujan. Jalan desa yang dibangun sebesar langsung bisa dirasakan oleh warga desasukaratu,"pungkasnya. (Luqman Rimadi/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.