Sukses

Produsen Yogurt Ternama AS Minat Investasi ke RI

Produsen yogurt tersebut secara khusus melihat Indonesia sebagai negara yang prospektif bagi mereka untuk melakukan ekspansi bisnis.

Liputan6.com, Jakarta - Upaya diversifikasi sektor investasi dari Amerika Serikat terus dilakukan. Setelah tiga sektor non pertambangan berhasil diidentifikasi kantor perwakilan BKPM di New York, kini giliran produsen makanan dan minuman, lebih tepatnya produsen yogurt yang menyampaikan minat menanamkan modal di Indonesia.
 
Produsen yogurt tersebut secara khusus melihat Indonesia sebagai negara yang prospektif bagi mereka untuk melakukan ekspansi bisnis.
 
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Franky Sibarani mengatakan, masuknya minat investasi dari produsen yogurt ternama tersebut berdampak positif untuk menambah variasi sektor investasi yang masuk dari negeri Paman Sam. 
 
“Kami berharap mereka dapat segera meningkatkan minat tersebut menjadi komitmen investasi serta merealisasikannya. Dengan berkembangnya jumlah kelas menengah di kota-kota besar di Indonesia, konsumsi dairy product seperti keju dan yogurt tentu juga ikut meningkat,” ujar dia dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa (15/3/2016).
 
Franky menilai, upaya pemasaran investasi yang dilakukan BKPM direspons positif investor Amerika Serikat. Kantor perwakilan BKPM di New York dikatakan aktif menggelar promosi investasi untuk menjaring minat investasi di wilayah akreditasinya. 
“Untuk Amerika Serikat, industri makanan dan minuman memang menjadi salah satu sektor yang didorong untuk mengimbangi sektor pertambangan dan migas yang masih mendominasi,” papar dia.
 
Lebih lanjut, Franky menambahkan, minat investasi yang masuk dari Amerika Serikat tersebut dapat berkontribusi positif pada capaian realisasi investasi sektor industri makanan yang sedang didorong BKPM.
 
“Investasi produk Yoghurt ini akan dikawal kantor perwakilan BKPM di New York dan tim Marketing Officer wilayah Amerika yang bekerjasama dengan perwakilan RI setempat,” jelas dia.  
 
Dari data BKPM, pada 2015, realisasi investasi industri makanan dan makanan yang masuk dalam sektor prioritas padat karya tercatat Rp 43,5 triliun terdiri dari 2.185 proyek dan menyerap 178.795 tenaga kerja.
 
Investasi sektor makanan dan minuman terbukti mendominasi dari total keseluruhan investasi yang masuk di sektor padat karya sebesar Rp 55 triliun.  
 
Pejabat Kantor Perwakilan BKPM di New York (IIPC) Elsa Noviliyanti mengemukakan, pihaknya terus berkomunikasi secara intensif  melalui berbagai metode komunikasi. 
 
“Produsen Yoghurt ini berpusat di Albany, New York. Kami secara intensif melakukan komunikasi untuk menindaklanjuti minat yang telah disampaikan. Harapannya minat investasi tersebut dapat segera direalisasikan untuk mendukung target realisasi investasi nasional sebesar Rp 594,8 triliun,” jelas dia.
 
Amerika Serikat tergolong negara prioritas pemasaran investasi, dari data yang dimiliki BKPM pada tahun 2015, nilai realisasi investasi AS mencapai US$ 893 juta terdiri dari 261 proyek dengan didominasi sektor-sektor pertambangan. Dari sisi komitmen tercatat masuknya komitmen US$ 4,8 miliar terdiri dari 76 proyek. 
 
Untuk diketahui, BKPM pada tahun 2016 menargetkan capaian realisasi investasi bisa tumbuh 14,4 persen dari target tahun 2015 atau mencapai Rp 594,8 triliun. Realisasi ini dikontribusi dari PMA sebesar Rp 386,4 triliun atau naik 12,6 persen dari target PMA tahun lalu, serta dari PMDN sebesar Rp 208,4 triliun naik 18,4 persen dari target PMDN tahun lalu. 
 
Sedangkan dari sisi penyerapan tenaga kerja di tahun 2016, BKPM menargetkan penyerapan 2 juta tenaga kerja. Untuk mencapai target tersebut, BKPM pada  menetapkan 10 negara prioritas termasuk di antaranya Amerika Serikat, Australia, Singapura, Jepang, Korea Selatan, Taiwan, RRT, Timur Tengah, Malaysia, dan Inggris.(Yas/Nrm)
 
 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini