Sukses

Pertamina Tambah 2 Kapal Ramah Lingkungan

Penambahan kapal milik Pertamina untuk meningkatkan efisiensi biaya transportasi minyak mentah

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) menambah dua armada kapal tanker milik berkonsep ramah lingkungan (Eco-Ship), yaitu MT Sanana dan MT Serui masing-masing berbobot mati 40.000 long ton dead weight (LTDW) senilai investasi sekitar US$ 62 juta.

Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto mengatakan, kedua kapal yang merupakan sister ship dari MT Sanggau yang telah diserahterimakan pada Januari 2016 tersebut juga akan digunakan untuk mengangkut minyak mentah ke kilang-kilang Pertamina.
‎

"Kehadiran MT Sanana dan MT Serui menjadikan jumlah armada milik Pertamina kini mencapai 68 dari total 273 kapal pengangkut energi yang dioperasikan Pertamina untuk menjamin ketahanan energi nasional," kata Dwi, di Jakarta, Minggu (27/3/2016).

Dwi menjelaskan, MT Sanana, MT Serui, dan MT Sanggau yang diambil dari nama-nama Terminal BBM Pertamina di Maluku, Papua, dan Kalimantan Barat tersebut dibangun oleh Newtimes Shipbuilding Co. Ltd, yang berlokasi di Jingjiang, Provinsi Jiangsu, China.

 

MT Sanana dan MT Serui akan berlayar menuju pelabuhan di Indonesia pada akhir Maret. Kapal diperkirakan mulai beroperasi pada akhir April 2016, atau lebih cepat lima pekan dari target semula.

Investasi kapal masing-masing US$ 31 juta tersebut mampu mengangkut minyak mentah maksimal 315 ribu barel atau jauh lebih besar dibandingkan dengan kapal regular dengan bobot sama yang hanya sanggup mengangkut sekitar 200 ribu barel.
‎

"Penambahan kapal milik merupakan langkah terobosan Pertamina dalam meningkatkan efisiensi biaya transportasi minyak mentah sehingga produk akhir Pertamina dapat memiliki daya saing yang tinggi, di mana total biaya transportasi menjadi pertaruhan Pertamina dalam persaingan bisnis hilir migas," jelas dia.

Dengan konsep Eco Ship berarti kapal tersebut dapat beroperasi secara efektif, efisien dan environmental friendly.

Kapal berkonsep Eco-Ship dilengkapi dengan peralatan-peralatan yang ramah lingkungan seperti Ballast Water Treatment, Oil Discharge Monitoring, serta emisi gas buang mesin penggerak kapal yang sudah mengikuti persyaratan International Maritime Organization (IMO) Tier II.

Pada sistem propulsi, mesin penggerak kapal ini menggunakan teknologi electronic fuel injection dan dilengkapi variabel waktu pada sistem gas buang mesin.

Penerapan teknologi ini termasuk baru untuk penggunaan di mesin kapal, selain juga penggunaan pre-shrouded vane (PSV) dan rudder bulb pada bagian baling-baling kapal yang memungkinkan konsumsi bahan bakar kapal lebih efisien sekitar 5-7 persen.

"Selain ramah lingkungan, kapal-kapal Eco-Ship ini juga mengutamakan faktor safety dan diharapkan menjadi role model bagi perusahaan pelayaran khususnya yang beroperasi di Indonesia untuk selalu bisa memberikan kontribusi positif kepada negara tidak hanya pada faktor ekonomi namun juga dari sisi operasional dan lingkungan hidup," ujar dia.

Sementara itu, sebagai wujud kepatuhan Pertamina terhadap azas cabotage dalam semangat memberdayakan bisnis maritim dalam negeri, seluruh awak kapal yang mengoperasikan armada kapal milik Pertamina adalah para pelaut terbaik Indonesia.

Hingga akhir 2016, Pertamina direncanakan memiliki 72 unit kapal yang berstatus milik. Sebanyak 34 unit kapal atau 47 persen merupakan kapal yang diproduksi oleh galangan kapal nasional, dengan 30 unit di antaranya telah beroperasi dan empat unit masih dalam tahap konstruksi.(Pew/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini